Rabu, 06 Maret 2024

PTK. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI KOMPONEN DAN MACAM EKOSISTEM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS X APH 1 SMKS SWAKARSA RUTENG TAHUN PELAJARAN 2021/2022

 

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI KOMPONEN DAN MACAM EKOSISTEM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING  

DI KELAS X APH 1 SMKS SWAKARSA RUTENG

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

 





Disusun Oleh :

 

 

NAMA                                                : ADRIANUS MANJUR, S.Pd

PROGRAM STUDI                       : PENDIDIKAN BIOLOGI

 

 

 

SMKS SWAKARSA RUTENG

TAHUN 2022

 




























































HALAMAN PENGESAHAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI MATERI KOMPONEN DAN MACAM EKOSISTEM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING  

DI KELAS XI APH 1 SMKS SWAKARSA RUTENG

TAHUN PELAJARAN 2021/2022 “

 

Nama                        : Adrianus Manjur, S.Pd

Asal Sekolah : SMKS Swakarsa Ruteng

Telah disetujui dan disahkan pada / oleh

Hari               : Senin

                                                                Ditetapkan di : Ruteng

Pada Tanggal : 19 Desember 2022

Kepala sekolah

 
Tanggal         : 19 Desember  2022                                                             


 

 

 

 


                                                                              

ISIDORUS SON, S.E

NIP: 196506032012121003

 
                                                                   

 

 

 

 

 

 

BIODATA PENULIS

Nama                                       : Adrianus Manjur, S.Pd

NIP                                         : -                         

NUPTK                                   : 2441768669130042

Jabatan                                                : Guru SMKS Swakarsa Ruteng

Pangkat / Gol.Ruang                : -

Tempat / Tanggal Lahir           : Lembur, 09 Januari 1990

Jenis Kelamin                          : Laki-Laki

Agama                                     : Katolik

Pendidikan Terakhir                : S-1

Unit Kerja                               : SMKS Swakarsa Ruteng

Alamat                                    : Jln.Jagu, Rowang-Ruteng, Kel. Waso, Kab.Manggarai-Flores-NTT

Ruteng, 19 Desember 2022

Penulis,

 

Adrianus Manjur, S.Pd

 

 
 


Description: C:\Users\SMK SWAKARSA\Downloads\TANDA TANGAN PAK ADRI.jpeg

 

 

 

 

 


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Maha Esa yang telah mencurahkan Rahmat dan karunia Kebijaksanaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dengan baik, kendatipun masih banyak kekurangannya. Dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini, penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih disampaikan denga hormat kepada :

1.      Kepala SMKS Swakarsa Ruteng  yang telah memberi izin, kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini pada lembaga Pendidikan SMKS Swakarsa Ruteng;

2.      Semua rekan guru SMKS Swakarsa Ruteng  yang telah memberi bantuan selama proses penelitian sampai dengan terwujud laporan ini dalam bentuk PTK;

3.       Guru pembimbing yang merupakan Guru Inti (GI) dari kegiatan pelatihan yang sudah membimbing dan mengarahkan penulis dari segala kekurangan;

4.      Istri dan anak - anak tercinta yang selalu memberi motivasi, dukungan, dan doa dalam sejak pada proses sampai pada penyelesaian laporan PTK ini;

5.      Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis  yang dengan caranya masing-masing sehingga tulisan ini dapat menyelesaikan dengan baik.

 

          Penulis menyadari bahwa laporan PTK ini masih jauh dari kesempurnaannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak, sangat penulis harapkan demi penyempurnaan karya ini pada yang akan datang.

                                                                                                                    

Ruteng, 19 Desember 2022

Penulis,

 

Adrianus Manjur, S.Pd

 

 
                                                                                                               

 

 

 

 


DAFTAR ISI

Lembar Judul ..................................................................................................................................... i

Lembar Identitas Pengesahan .......................................................................................................... ii

Biodata Penulis…………………………………………………………………………………… iii

Kata Pengantar................................................................................................................................. iv

Daftar Isi ...........................................................................................................................................v

BAB 1  :   PENDAHULUAN ..........................................................................................................7

1.      Latar Belakang…………………………………………………………………….…… 7

2.      Rumusan Masalah……………………………………………………………………… 8

3.      Tujuan penelitian………………………………………………………………………. 8

4.      Manfaat Penelitian…………………………………………………………………….. 9

BAB 2 :  KAJIAN PUSTAKA ......................................................................................................11

2.1. Hakekat Mata Pelajaran Biologi……………………………………………………. 11

2.2. Prestasi atau Hasil Belajar………………………………………………………….. 14

2.2.1. Pengertian Prestasi Belajar……………………………………………………….. 14

2.2.2. Faktor- factor yang mempengaruhi hasil belajar ………………………………… 15

2.2.2.1. Faktor internal dan factor eksternal…………………………………………….. 16

2.2.2.2. Faktor –faktor stimulus belajar dan factor metode belajar………………………16

2.3. Model Problem Based Learning................................................................................. 17

BAB 3:  METODE PENELITIAN…………………………….. ................................................. 21

               3.1. Jenis Penelitian ........................................................................................................ 21

               3.2. Desain penelitian ..................................................................................................... 21

               3.3. Prosedur Penelitian .................................................................................................  22

              3.4. Subyek Penelitian………………………………………………………………….. 24

  3.5. Data dan Sumber data……………………………………………………………..  25

  3.6. Teknik Analisis Data……………………………………………………………… 25

BAB V :  Hasil penelitian dan pembahasan…………………. ......................................................28

               1. Profil SMKS Swakarsa Ruteng ................................................................................... 28

               2. Hasil Penelitian……. ................................................................................................... 29

BAB VI PENUTUP……………………………………………………………………………… 43

5.1.Kesimpulan…………………………………………………………………………….43

5.2. Saran ………………………………………………………………………………… 43

Daftar Pustaka ................................................................................................................................. 45

Lampiran-lampiran………………………………………………………………………………  47 

              

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG

Dalam dua kali penilaian harian, peserta didik kelas X APH 1 SMKS Swakarsa Ruteng  sebanyak 28 peserta didik, hanya 25% yang mendapat nilai 75 ke atas. Selama proses pembelajaran, guru hanya menggunakan metode ceramah dan terlalu cepat dalam menyampaikan materi pembelajaran dalam materi limbah, sehingga hal ini akan berpengaruh pada prestasi belajar peserta didik. Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis meminta teman sejawat sebagai supervisor untuk membantu mengidentifikasi kekurangan dari proses pembelajaran yang dilaksanakan. Kemudian supervisor atau teman sejawat melaksanakan identifikasi permasalahan pada kelas X APH 1 SMKS Swakarsa Ruteng. Terungkap beberapa hal dalam proses pembelajaran pada materi komponen dan macam ekosistem, seperti yang tercantum di bawah ini:

1.        Guru kurang tepat dalam menerapkan model pembelajaran, sehingga peserta didik kurang bersemangat dalam menerima materi pelajaran, akibatnya prestasi belajar peserta didik rendah;

2.        Peserta didik kurang perhatian dan partisipasinya dalam kegiatan pembelajaran.

Rendahnya prestasi peserta didik tersebut terletak pada materi,  konsep, prinsip dan pendekatan pembelajaran yang digunakan. Setelah melalui perenungan yang mendalam dan penelitian yang seksama, diketahui bahwa kelemahan dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah pada penerapan model pembelajaran. Pada proses pembelajaran ini guru menerapkan metode ceramah. Penggunaan metode ceramah hanya menciptakan pengertian yang bersifat verbalisme, peserta didik hanya menguasai pengetahuan tingkat rendah yang bersifat hafalan.

Oleh karena itu, peneliti berusaha berkolaborasi dengan teman sejawat untuk melakukan tindakan perbaikan terhadap prestasi belajar peserta didik. Dalam kolaborasi itu disepakati bersama, untuk melakukan tindakan perbaikan itu akan dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Dalam proses pembelajaran, model pembelajaran Problem Based Learning ini menuntut keterlibatan peserta didik secara total di dalam proses pembelajaran, artinya melibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran, dan keterampilan.

      Jadi dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus mengajak peserta didik untuk mendengarkan, menyajikan media yang dapat dilihat, memberi kesempatan untuk menulis, dan pertanyaan atau tanggapan, sehingga terjadi dialog yang kreatif. Model pembelajaran problem based learning menjadikan peserta didik terlibat secara aktif, menyenangkan, dan merangsang motivasi perkembangan proses intelektual.

Berdasarkan masalah yang muncul, maka rencana perbaikan untuk membantu keberhasilan dalam proses pembelajaran mata pelajaran biologi pada materi limbah, salah satu alternatif pemecahannya adalah menggunakan model pembelajaran PBL.

          Melalui model pembelajaran PBL, peserta didik secara totalitas mengikuti proses pembelajaran, artinya pendengaran, penglihatan, dan kemampuan keterampilan peserta didik akan terlibat di dalamnya. Dengan demikian, maka proses pembelajaran akan berlangsung dengan suasana yang lebih kondusif dan peserta didik lebih aktif. Hal ini juga akan meningkatkan prestasi belajar peserta didik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

B.  RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan yang terjadi di kelas X APH 1 SMKS Swakarsa Ruteng adalah sebagai berikut:

1)   Bagaimana cara meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas X APH 1 pada mata pelajaran Biologi  dalam materi limbah?

2)   Bagaimana upaya yang harus dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga peserta didik berpartisbiologisi secara aktif dan memperhatikan penjelasannya?

3)   Bagaimana prestasi belajar peserta didik setelah diterapkan model pembelajaran PBL?

C.  TUJUAN PENELITIAN

 Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah seperti diuraikan di bawah ini:

1.    Mengetahui peningkatan prestasi belajar peserta didik dalam pembelajaran mata pelajaran biologi  khususnya tentang limbah; 

2.    Mengetahui efektifitas penggunaan pendekatan pembelajaran aktif berbasis masalah dalam meningkatkan partisbiologisi peserta didik dan tingkat pemahaman peserta didik pada mata pelajaran biologi;

3.    Mengetahui peningkatan prestasi belajar peserta didik setelah penggunaan model pembelajaran PBL  di kelas X APH 1 SMKS Swakarsa Ruteng.

 

D.  MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini didorong oleh sebuah motivasi besar untuk memecahkan masalah belajar dalam kelas yang melibatkan guru atau peneliti sendiri, peserta didik dan juga kaitannya dengan lembaga SMK Swakarsa. Secara ringkas manfaat penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a.       Bagi Peneliti

Bagi peneliti, tindakan kelas merupakan salah satu cara untuk menggali akar masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran umumnya mata pelajaran  biologi  khususnya. Dalam hal ini akar masalah adalah pokok atau alasan mendasar yang menghalangi peningkatan prestasi belajar siswa. Dengan mengetahui pokok masalah maka peneliti juga diharapkan dapat menerapkan metode yang tepat untuk coba mengatasinya, dalam hal ini penerapan model pembelajaran problem based learning.

b.      Bagi Peserta Didik

Bagi peserta didik, penelitian ini merupakan sebuah inovasi dalam pembelajaran. Inovasi dimaksud untuk membebaska peserta didik dari cara belajar konvensional yang tidak produktif. Sehingga dengan penggunaan model pembelajaran problem based learning dalam pembelajaran, peserta didik dapat terhubung dengan fakta-fakta yang sesungguhnya untuk membantu memahami berbagai konsep yang abstrak.

c.       Bagi Para Guru di SMK Swakarsa

Bagi para guru, hasil penelitian ini merupakan sebuah rekomendasi yang penting untuk penerapan metode yang inovatif dalam pembelajaran. Hasil penelitian ini membantu para guru untuk memecahkan sebagian dari masalah yang kompleks dalam kelas dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning. Yang juga terasa penting adalah melalui penelitian ini, para guru diajak untuk terlibat mencari solusi, memecahkan masalah dalam proses pembelajaran di kelas. Sehingga dengan demikian seorang guru tidak hanya menjadi seorang praktisi yang hanya membagikan ilmu tetapi juga terlibat sebagai seorang guru atau peneliti yang reflektif. Hanya dengan kesungguhan merefleksikan situasi dan kondisi kelas seorang guru atau peneliti menangkap akar-akar persoalan yang berkaitan dengan rendahnya prestasi atau hasil belajar peserta didik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

KAJIAN TEORITIS

 

2.1. Hakekat Mata Pelajaran Biologi         

Hakekat Biologi sebagai ilmu membawa konsekuensi pada bagaimana orang dalam menanggapi dan menghayati masalah ini. Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah. Hal ini berarti bahwa Biologi atau ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup merupakan kebenaran ilmiah, Biologi sebagai ilmu akan terus berlaku sampai ada bukti baru yang menggugurkannya. Sebagai contoh gugurnya teori asal usul kehidupan yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tidak hidup (abiogenesis) yang akhirnya gugur akibat ada teori baru yang menentangnya dan menggugurkannya yaitu teori asal usul kehidupan yang menyatakan bahwa adnya kehidupan berasal dari kehidupan sebelumnya (Biogenesis).

Bagaimana teori abiogenesis bisa ditumbangkan oleh teori Biogenesis? Biologi sebagai ilmu pengetahuan merupakan hasil serangkaian aktivitas akal manusia yang disusun secara sistematis, logis dan empiris. Berdasarkan hasil pengembangan dan kemajuan pemikiran manusia, ada beberapa kelemahan yang harus disempurnakan. Kesempurnaan pengembangan dan kemajuan pemikiran inilah yang dapat menumbangkan teori-teori yang mempunyai kelemahan sampai buktinya tidak terbantahkan lagi. Hal inilah yang menjadikan semua ilmu pengetahuan pasti memiliki sifat atau ciri tertentu, sifat dan ciri ilmu pengetahuan tersebut adalah memiliki metode, memiliki obyek, bersifat sistematis, obyektif, universal, analitis, dan verifikatif. Adapun masing-masing sifat dan ciri yang dimaksud dari ilmu pengetahuan atau ilmu yang dihasilkan oleh hasil serangkaian aktivitas akal manusia adalah sebagai bertikut:

1.      Memiliki metode

Ilmu pengetahuan berkembang mengikuti metode tertentu, artinya berkembangnya ilmu pengetahuan tidak terjadi secara kebetulan ataupun begitu saja tetapi mengikuti metode tertentu. Sebagai contoh untuk menemukan kebenaran asal usul kehidupan digunakan metode ilmiah, hasil yang diperoleh sampai bisa menunjukkan hasil yang tidak terbantahkan lagi. Jadi ilmu yang dikembangkan menggunakan metode ilmiah kebenarannya diakui secara ilmiah.

2.      Memiliki obyek

Setiap ilmu memiliki obyek tertentu, yang membatasi bahan kajiannya. Sebagai contoh Biologi mengkaji obyek makhluk hidup yang ada maupun makhluk hidup yang pernah ada di dunia ini. Fisika mengkaji obyek benda-benda fisik, Kimia mengkaji obyek zatzat penyusun senyawa dan reaksi yang terjadi.

3.      Bersifat sistematis

Setiap ilmu, tersusun mulai dari yang sederhana ke yang kompleks. Dimana konsepkonsep yang mendasari harus mengandung hubungan atau keterkaitan yang saling mendukung. Contohnya dalam mempelajari Biologi, pada awalnya disajikan konsep tentang sel (bagian terkecil dari makhluk hidup), jaringan (merupakan kumpulan sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama), organ (kumpulan dari berbagai macam jaringan yang saling berkoordinasi dan bekerja sama), sistem organ (kumpulan berbagai macam organ yang saling terkait dan bekerjasama), dan individu (kumpulan dari berbagai macam sistem organ yang saling berkoordinasi dan bekerjasama).

4.      Bersifat Universal

Semua Ilmu mengandung kebenaran yang berlaku secara umum, artinya hukumhukum, ataupun kaidah ilmu yang ada dalam suatu ilmu harus berlaku secara umum. Sebagai contoh dalam Biologi, kaidah tentang pembelahan mitosis yang merupakan cara pembelahan sel pada sel tubuh (sel soma), menghasikan dua sel anak yang mempunyai sifat sama persis dengan induknya , berlaku pada semua jenis organisme. Baik organisme yang termasuk monera, protista, fungi, plantae maupun animalia.

5.      Bersifat obyektif

Semua pernyataan dalam suatu ilmu harus obyektif, artinya menggambarkan apa adanya, data dan informasi yang disajikan harus yang sebenarnya, bebas dari prasangka dan bersifat jujur. Jika ilmu tidak bersifat obyektif maka ilmu tersebut sulit untuk berkembang apalagi untuk dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia.

6.      Bersifat analitis

Setiap Ilmu dalam kajiannya akan menuju ke hal-hal yang bersifat khusus, misalnya dalam mengkaji pernapasan pada manusia, akan menuju ke hal-hal yang lebih khusus seperti bagaimana struktur dan fungsi alat-alatnya, bagaimana mekanisme bekerjanya alatalat tersebut, dan bagaimana struktur dan fungsi jaringan penyusunnya, dan lain sebagainya. Untuk memahami hal yang bersifat khusus ini perlu pengkajian yang khusus pula sehingga perlu adanya hubungan antar bagian yang dikaji sebagai hasil analisa. Oleh karena itulah setiap ilmu akan terbagi menjadi berbagai cabang ilmu dengan kajian yang lebih khusus. Dalam Biologi misalnya mempunyai cabang-cabang ilmu seperti fisiologi, anatomi, histologi, zoologi, botani dan ekologi.

7.      Bersifat verifikatif

Kebenaran setiap ilmu yang merupakan hasil kerja metode ilmiah tidak bersifat mutlak melainkan bersifat terbuka atau verifikatif yang dikenal juga dengan kebenaran ilmiah. Hal ini berarti bahwa suatu teori yang semula dianggap benar bisa digugurkan bila suatu saat ditemukan bukti-bukti baru yang bisa menggugurkan kebenaran sebelumnya. Contohnya terori abiogenesis yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda yang tidak hidup dapat digugurkan oleh Louis Pasteur dengan pecobaan leher angsanya. Hal ini dikarenakan bukti yang dikemukakan oleh Louis Pasteur tidak terbantahkan, sehingga teori abiogensis ditumbangkan oleh teori Biogenesis. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat mengarahkan pada pemahaman tentang hakikat biologi, sehingga akan lebih arif ketika akan mengembangkan pembelajaran biologi maka hal-hal tersebut di bawah ini diperhatikan.

a.       Biologi sebagai kumpulan pengetahuan Biologi merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), berasal dari dua kata yaitu bios, yang berarti hidup dan logos yang berarti ilmu/ilmu pengetahuan. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa Biologi mencakup ilmu-ilmu atau pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan di alam semesta ini. Pengetahuan ini termasuk yang telah ditemukan sejak jaman dahulu, hingga penemuan pengetahuan yang paling baru. Pengetahuan tersebut dapat berupa fakta, konsep, teori, maupun generalisasi yang menjelaskan tentang gejala kehidupan.

b.      Biologi sebagai suatu proses investigasi

Pemahaman tentang Biologi sebagai suatu proses investigasi (penelusuran/penyelidikan) diartikan bahwa Biologi selalu berhubungan dengan laboratorium beserta perangkatnya. Hal ini bisa dipahami karena sejak dahulu ketika mengembangkan biologi para ilmuwan dalam memberikan berbagai gagasan selalu melibatkan proses metode ilmiah. Dalam prosesnya metode ilmiah merupakan serangkaian langkah yang seharusnya diperhatikan saat melakukan aktivitas pembelajaran Biologi. Langkah metode ilmiah diawali dengan pengamatan gejala alam, merumuskan hipotesis, melakukan pengujian serta membuat generalisasi metode merupakan serangkaian yang seharusnya diperhatikan oleh guru pada saat melakukan aktivitas pembelajaran Biologi.

c.       Biologi sebagai kumpulan nilai

Hal ini berarti bahwa dalam Biologi melekat nilai-nilai ilmiah seperti rasa ingin tahu, jujur, teliti, bekerja sama, menghormati pendapat orang lain, dan keterbukaan akan berbagai fenomena yang baru sekalipun. Dengan demikian, dalam mengembangkan pembelajaran biologi hendaknya guru juga mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan atau sosial yang dapat dikembangkan.

d.      Biologi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari

Pemenuhan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari penemuanpenemuan yang memanfaatkan pendekatan ilmiah. Biologi merupakan bagian ilmu yang cukup banyak memberikan kontribusi dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup seharihari, seperti masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan, kebersihan, perbaikan gizi, hingga temuan-temuan hasil rekayasa lainnya (Avidianto, 2022)

 

2.2.  Prestasi/Hasil Belajar

2.2.1. Pengertian Prestasi Belajar

                Setiap proses belajar mengajar selalu memunculkan hasil belajar.  Masalah yang dihadapi adalah sampai di tingkat manakah hasil belajar yang telah dicapai.Prestasi belajar itu dimana peserta didik menguasai seluruh pelajaran yang diajarkan oleh guru, maka baru dikatakan hasil belajarnya maksimal. Kata prestasi belajar berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Suatu hasil yang didapatkan dari proses, misalnya dalam hal belajar, pencapaian nilai yang didapat dari proses belajar mengajar (Semiawan,2008:12).

                    Menurut Djamarah (2012:19-20) prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,diciptakan baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Dalam kenyataan untuk mendapatkan prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya.

   Prestasi  belajar dapat dilihat setelah peserta didik mengalami proses belajar seperti yang dikemukakan Syah. Menurut Syah, prestasi belajar merupakan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar peserta didik (2009:217).

                    Dari pendapat-pendapat tersebut pengertian prestasi belajar dapat disimpulkan sebagi   berikut:

1.    Prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat atau dicapai seseorang setelah mengalami proses  belajar yang dinyatakan pengetahuan, tingkah laku dan keterampilan.

2.    Prestasi belajar yang dicapai  oleh tiap anak setelah belajar atau usaha yang diandalkan oleh guru berupa angka-angka atau skala;

3.    Prestasi belajar yang diperoleh murid berupa pengetahuan, keterampilan dikembangkan dan diperkaya di sekolah melalui sejumlah mata pelajaran.

2.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

   Seorang guru berusaha sekuat tenaga dan pikiran untuk bisa tercapainya hasil belajar yang memuaskan, dengan melaksanakan program yang telah ditetapkan. Namun tercapainya hasil yang memuaskan tersebut terkadang justru menemui kegagalan, ini disebabkan oleh berbagai faktor pengaruh baik internal maupun eksternal. Dalam hal ini, prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri maupun (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu (Ahmadi dan Supriyono, 2012:138).

2.2.2.1. Faktor Internal dan Faktor Eksternal

                        Faktor internal yaitu faktor yang mempengaruhi dari dalam misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh yang dapat mempengaruhi proses belajar serta hasil belajar itu sendiri. Jika salah satu dalam tubuh sesorang yang tidak normal, itu sangat menganggu keselururhan tubuhnya, lebih khususnya dalam proses belajar mengajar, misalnya indra penglihatan tidak normal seorang anak sangat susah dalam melakukan segala hal. Begitu pula dengan bentuk tubuh, indra pendengaran dan lain sebagainya yamg membuat seluruh tubuh tidak nyaman dan mengaggu konsentrasi. Sedangkan faktor ekssternal yaitu faktor yang mempengaruhi dari luar misalnya faktor lingkungan budaya dan sosial.

Dari kedua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut sangat tergannggu dalam proses belajar anak serta hasil yang dicapai tidak memuaskan. Misalnya faktor sosial yaitu yang pertama dan utama faktor linkungan keluarga.Jika dalam keluarga seorang kurang diajar atau dididik sejak kecil dibiarkan begitu saja, jika melakukan segala sesuatu sesuai kehendak anak orang tua tidak mendidik dan tidak mendorong anak melakukan hal- hal yang positif. Hal tersebut sangat menganggu kepribadian peserta didik tersebut dan selalu dibawanya bahkan  sampai dia dalam dunia pendidikan, melakukan sesuka hati tampa mendengarkan penjelasan dari guru. Begitu pula dengan faktor linkungan sekitar dan masyarakat, jika sudah terbiasa maka sulit untuk merubahnya. Hal ini yang menyebabkan hasil belajar dari seorang anak sangat rendah.

2.2.2.2. Faktor-Faktor Stimulus Belajar dan Faktor-Faktor Metode Belajar.

Selain perbedaan faktor internal dan eksternal terdapat juga tiga faktor yaitu stimulus belajar, metode   belajar, dan faktor individual.

Ø  Faktor-faktor stimulus belajar

          Faktor stimulus tersebut guru memberikan dorongan kepada peserta didik agar dia dapat berpikir, berusaha untuk melakukan sesuatu agar cara berpikirnya berubah dan mampu meningkatkan prestasi belajarnya. Tidak selamanya dorongan tersebut harus dari gurunya sendiri, sebagai orangtuapun memberikan dorongan atau motivasi agar anak tersebut dapat berpengaruh dengan dengan situasi ataupun memberikan contoh.

Ø  Faktor-faktor metode belajar

          Dalam setiap memberikan metode mengajar guru harus mengetahui kemampuan dari peserta didik, agar sesuaikan dengan metode yang dbiologikai. Dalam setiap menerapkan metode, setiap akhir pembelajaran harus adanya tes formatif, agar mengetahui cocok atau tidaknya metode yang diterapkan. Karena setiap metode yang digunakan oleh guru harus didukung dengan mampu dan tidaknya suatu materi oleh  peserta didik.

Ø  Fakor-faktor individual

Faktor kematangan: peserta didik dalam berpikir susah karena usianya masih belum bisa berpikir yang sangat sulit atau luas. Faktor perbedaan jenis kelamin: peserta didik terpengaruh dengan lawan jenisnya di sekitarnya, dapat menyebabkan kurangnya konsentrasi dalam mendengarkan penjelasan guru maupun berpikir, serta mengerjakan tugas. Kapasitas mental: peserta didik kurang berani dalam bertanya dan menjawab pertanyaan baik dalam kelas maupun dengan kehidupan lingkungan setiap hari. Faktor motivasi: tidak adanya dorongan dari diri sendiri maupun dari orang-orang di sekitarnya lebih khususnya orangtua.

 

2.3. MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Hasan, A. (2015). Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Model Problem Based Learning. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 2(1), 1-8. Kajian ini mengungkapkan bahwa model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) efektif dalam meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik. Melalui PBL, peserta didik terlibat aktif dalam memecahkan masalah nyata dan mengembangkan kemampuan berargumen secara kontekstual. Hal ini relevan dalam konteks penelitian ini, di mana PBL digunakan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam debat pekerjaan.

Hermanto, R., & Rakhmawati, E. (2019). Peningkatan Kemampuan Berargumentasi peserta didik melalui Pembelajaran Problem Based Learning. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 3(2), 123-134. Penelitian ini mengeksplorasi penggunaan model pembelajaran Based Learning Problem dalam meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PBL dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyusun argumen yang berdasarkan pemahaman kontekstual. Temuan ini relevan dengan penelitian ini, di mana model PBL digunakan untuk memperkuat kemampuan peserta didik dalam membangun argumentasi multiperspektif dalam pekerjaan.

Rahayu, N., & Kurniawan, A. (2018). Pengembangan Kemampuan menganalisis peserta didik melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Mata Pelajaran Biologi. Melalui PBL, peserta didik terlibat dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan bidang pekerjaan, dan ini membantu mereka mengasah kemampuan berargumen dan menyajikan sudut pandang yang beragam. Penelitian ini relevan dengan penelitian ini karena keduanya mengangkat aspek dalam pembelajaran biologi.

Berdasarkan kajian pustaka yang telah disajikan, dapat disimpulkan bahwa model Pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) memiliki peran yang penting dalam pengembangan keterampilan berpikir kritis, berargumen, dan berkomunikasi peserta didik.

Efektivitas PBL: Kajian pustaka menunjukkan bahwa PBL efektif dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengonstruksi permasalahan, menyajikan sudut pandang yang beragam, dan membangun argumentasi yang kuat. Melalui PBL, peserta didik terlibat dalam pemecahan masalah nyata yang relevan dengan konteks pekerjaan, yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis secara kontekstual.

Pengembangan Keterampilan Berpikir dan Komunikasi: PBL telah terbukti mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam menganalisis informasi, memecahkan masalah, dan menyusun argumen yang berdasarkan pemahaman kontekstual. Selain itu, PBL juga berkontribusi pada pengembangan keterampilan komunikasi lisan dan tulisan peserta didik, termasuk kemampuan menyajikan sudut pandang yang beragam dan berargumen secara persuasif.

Peningkatan Partisbiologisi dan Motivasi peserta didik : PBL mendorong partisbiologisi aktif peserta didik dalam pembelajaran dan memotivasi mereka untuk terlibat secara mendalam. Melalui pemecahan masalah dan presentasi hasil analisis mereka, peserta didik merasa memiliki peran aktif dalam proses pembelajaran, yang dapat meningkatkan motivasi dan minat mereka terhadap pembelajaran biologi. Model Pembelajaran Problem-Based Learning dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis, berargumen, dan berkomunikasi peserta didik dalam konteks pembelajaran biologi. Penggunaan PBL dapat memberikan pendekatan yang inovatif dan berorientasi pada pemecahan masalah yang relevan dengan dunia pekerjaan, mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan dalam karier mereka, dan memperkuat pemahaman mereka tentang debat pekerjaan, Kurniasih, dkk, 2019)

Kelebihan Penerapan Model PBL adalah sebagai berikut:

1.      Teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran sehingga pembelajaran lebih bermakna

2.      Dapat menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasaan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik;

3.      Dapat meningkatkan aktifitas pembelajaran peserta didik;

4.      Dapat membantu peserta didik bagaimana mentransfer pengetahuan peserta didik untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata;

5.      Dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang dilakukan;

6.      Memperlihatkan kepada peserta didik bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir kritis dan sesuatu yang harus dimengerti oleh peserta didik, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau buku saja;

7.      Dianggap lebih menyenangkan dan disukai peserta didik;

8.      Dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan menyesuaikan dengan pengetahuan baru;

9.      Dapat memberikan kesempatan peserta didik untuk menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam dunia nyata;

10.  Dapat mengembangkan minat peserta didik untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODE PENELITIAN

 

3.1  Jenis Penelitian

            Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan model pembelajaran problem based learning .

                             Jenis penelitian kuantitatif adalah metode penelitian dengan menggunakan data numerik dan menekankan proses penelitian pada pengukuran hasil obyektif dengan mengunakan analisisi statistik (sumber buku Earl R.Babie berjudul “the practice of social Research). Metode penelitian model pembelajaran PBL yang penulis gunakan adalah sebagai media pembelajaran untuk mempermudah peserta didik dalam memahami bentuk – bentuk interaksi yang terjadi pada ekosistem, sehingga meningkatkan hasil belajar peserta didik.. Metode ini penulis gunakan dengan subjek manusia, yang tidak dapat dimanipulasi yaitu peserta didik kelas X APH 1 SMK Swakarsa Ruteng. Metode ini akan coba penulis gunakan untuk perkembangan hasil belajar peserta didik pada materi komponen dan macam ekosistem,dengan menggunakan model pembelajaran PBL di kelas X  APH 1 SMK Swakarsa tahun pelajaran 2021/2022.

3.2  Desain Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing terdiri dari empat tahap. Secara garis besar dapat dilihat pada gambar yang mengacu pada model yang dikemukakan oleh Kurt Lewin, dimana tiap siklus dilakukan dalam beberapa tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi

 

 

 

 

 

Gambar 3.2 Desain penelitian Kurt Lewin

 

Description: https://belajarmengirfan.files.wordpress.com/2015/04/desain-ptk.jpg

3.3  Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan rangkaian tahapan penelitian dari awal hingga akhir. Secara lebih jelas dan rinci penelitian tindakan kelas mengenal empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

3.3.1   Tahap Perencanaan Tindakkan

1.      Menyusun rencana pembelajaran

2.      Menyiapkan materi pembelajaran yang akan disajikan.

3.      Menyiapkan format observasi dan catatan lapangan.

4.      Menyiapkan media yang digunakan.

5.      Menyiapkan soal-soal sebagai tes akhir siklus.

3.3.2   Tahap Pelaksanaan Tindakkan

               Pelaksanaan tindakan berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran dikelas XI APH1 SMK Swakarsa pada materi komponen dan macam ekosistem.  Pada penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru dan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran dengan langkah sebagai berikut:

1.  Kegiatan Awal

Guru memberi motivasi belajar kepada peserta didik berupa pertanyaan kepada peserta didik untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, kemudian guru menyampaikan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

2.  Kegiatan Inti

a.     Orientasi masalah

Pada tahap ini, guru menayangkan video kerusakan lingkungan hidup,

b.    Pengorganisasian

Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok secara heterogen dan Guru membagikan LKPD kepda masing – masing kelompok

c.    Membantu investigasi mandiri dan berkelompok

Siswa membaca literature untuk membantu mengerjakan LKPD, siswa mengerjakan LKPD yang telah dibagikan oleh guru, guru membimbing peserta didik dalam mengerjakan LKPD

d.   Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Siswa menyampaikan atau mempresentasikan hasil kerja kelompok, Siswa dari kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapinya dan guru membimbing  jalannya diskusi kelompok

e.    Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru memberikan penguatan dan informasi tambahan berkaitan dengan hasil presentasi yang dilakukan oleh siswa, guru memberikan masukan ke siswa untuk menjelaskan hal-hal yang diragukan sehingga informasi menjadi benar dan tidak terjadi kesalahpahaman terhadap materi yang sudah diajarkan.

 

3.    Kegiatan akhir

Guru memberikan soal kepada peserta didik untuk dikerjakan secara individu, ini dilakukan guna mengetahui kemampuan peserta didik dalam memahami materi.

Peserta didik diminta untuk mengumpulkan pekerjaan kemudian guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan jalannya kegiatan, setelah itu guru dan peserta didik membahas analisis video pembelajaran secara bersama. Guru menyampaikan materi yang harus dipelajari oleh peserta didik pada pertemuan berikutnya.

3.3.3 Tahap Observasi Tindakan

Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati kinerja peserta didik selama proses belajar mengajar berlangsung. Ada beberapa aspek yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung antara lain: keaktifan, keberanian, interaksi antar sesama teman, dan ketelitian dalam mengerjakan soal.

3.3.4 Tahap Refleksi Tindakan

Refleksi dilakukan untuk melihat keseluruhan proses pelaksanaan tindakan dan hasil pemahaman peserta didik Merefleksikan adalah menganalisis data-data yang diperoleh dari lembar observasi keaktifan peserta didik. Catatan lapangan dan nilai hasil evaluasi pada tiap siklus. Tahap merefleksikan meliputi kegiatan memahami, menjelaskan dan menyimpulkan data. Peneliti bersama pengamat mengkaji tindakan I sebagai bahan pertimbangan apakah siklus I sudah mencapai kriteria atau tidak.

3.4  Subyek Penelitian

 Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X APH 1 SMK Swakarsa Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai. Objek dalam penelitian ini adalah komponen dan macam ekosistem

3.4.1   Tempat dan Waktu Penelitian

 Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14  Agustus 2022 sampai dengan tanggal 14 Agustus 2022. Adapun tempat penelitian dilaksanakan di kelas X APAH 1 SMK Swakarsa Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai.

3.5  Data dan Sumber Data

       Data atau informasi di peroleh berbagai sumber dan dimanfaatkan dalam penelitian adalah meliputi:

a.    Informasi atau nara sumber yang terdiri dari peserta didik kelas X APH 1 dan guru di SMK Swakarsa Ruteng;

b.    Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL.

Dalam melaksanakan penelitian ini, teknik yang akan digunakan adalah mengumpulkan data sebagai hasil dari hasil proses dari suatu kegiatan.  Data itu diperoleh dalam bentuk tes dan lembar observasi.Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda.Tes pilihan ganda dilakukan untuk mengumpulkan data hasil belajar peserta didik setelah melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang kinerja peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Karena teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah dalam bentuk tes dan lembar observasi maka dibuat soal tes dan format lembar observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

3.6.  Teknik Analisis Data

       Analisis data pada penelitian tindakan kelas adalah proses menyeleksi, menyerdehanakan, memfokuskan dan mengorganisasikan data secara sistematis dan rasional  untuk menyajikan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyususn jawaban terhadap tujuan penelitian. Dalam penelitian ini teknik analisis yangakan digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif, dari kedua data yang dipilih tes dan observasi, data yang yang relevan untuk teknik analisis data sesuai dengan kebutuhan penelitian yaitu tes dan observasi

Analisis data pada penelitian ini dilakukan sebelum dan setelah pengumpulan data. Data penelitian yang  dikumpulkan adalah dengan teknik analisis data yang meliputi:

 

1.    Pedoman observasi

Hasil observasi dianalisis deskriptif dengan presentase.

Hasil observasi pembelajaran dapat dihitung dengan rumus:

     

Kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan sebagai berikut:

90% <NR≤100% = sangat baik

75% < NR ≤ 95%            = baik

50% < NR ≤75% = cukup baik

0%< NR ≤ 50%   = kurang baik

                  (Suparno, 2007:79)

2.    Tes

Untuk pelaksanaan evaluasi maka dilakukan tes hasil belajar. Tes hasil belajar dapat dianalisis dengan menggunakan Kriteria ketuntasan belajar minimal. Ketuntasan belajar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

  

Keterangan:

Ni                    : Jumlah peserta didik yang tuntas belajar

N                     : Jumlah peserta didik

NKBM            : Nilai Ketuntasan Belajar Maksimum

            (Suparno, 2007:79)

Setelah data diperoleh ketuntasan belajar pada siklus I dibandingkan dengan ketuntasan hasil awal. Dan disinilah peneliti dapat melihat sejauh mana hasil ketuntasan belajar mata pelajaran biologi pada siklus I, apakah ada peningkatan atau penurunan.       

3.6.1. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk mengetahui keadaan atau kondisi yang akan dijadikan sampel penulisan. Dalam penelitian ini, penulis melakukan observasi atau peninjauan terhadap SMK Swakarsa Ruteng untuk dapat mengetahui keadaan dan kondisi yang akan dijadikan sampel penelitian.

                                                                       

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN

                                                                                                                                   

4. 1 Profil SMKS Swakarsa Ruteng

4.1.1 Sejarah Berdirinya Smk Swakarsa Ruteng 

Sekolah Menengah Kejuruan Swakarsa Ruteng telah berdiri sejak tahun 1989 dengan Surat Keputusan PengesahanNo.6439/I.21.29.03/VII/1989 Tanggal15 Juli 1989 oleh Kepala Kantor Wilayah Depdikbud Prop. NTTdengan Akta Pengesahan No. 24, Tanggal 13 September 1989. Pada saat itu Lembaga iniberstatus Sekolah Akreditasi Terdaftardengan Nomor Statistik Sekolah:562211101026 serta N.B.SX08035901.

  Sejak tahun pelajaran 2001/2002 SMK Swakarsa telah menunjukan prestasi yang cukup diperhitungkan.Betapa tidak sejak diresmikannya lembaga ini menjadi salah satu SMK yang mengelola bidang keahlian pariwisata dengan program keahlian Tata Boga, Akomodasi Perhotelan dan Usaha Jasa Pariwisata. Ketiganya bukan sekedar program karena terbukti program keahlian ini telah diresmikan oleh pemerintah dengan SK persetujuan pembukaan program  baru dari pemerintah Propinsi NTT No: TU.13/II/15/PK/2002  tanggal 25 Pebruari 2002.

             Seiring dengan berlalunya waktu, pada tanggal 6-7 Februari 2007 yang lalu SMK  Swakarsa telah diakreditasi oleh BAS Propinsi NTT dengan Status  Akreditasi  C (SK Ketua Bas Propinsi NTT,NO.41/BAS-NTT/III/2007,tanggal,26 Maret 2007).  Sedangkan sejak tahun 2019, SMKS Swakarsa Ruteng dan ketiga program keahliannya telah terakreditasi dengan predikat A Unggul Berdasarkan Keputusan Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Nomor: 973/BAN-SM/SK/2019.Hingga sekarang ketiga program ini masih eksis.Ketiga paket keahlian ini juga yang menjadikan SMK Swakarsa sebagai salah satu Lembaga Pendidikan Menengah pariwisata andalan di Kabupaten Manggarai.

4.1.2 Tujuan Pendidikan SMKS Swakarsa Ruteng

Tujuan pendidikan SMKS Swakarsa  Ruteng  adalah :

1.    Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan bidang  kejuruannya;

2.    Menyiapkan generasi yang berdaya saing dalam masyarakat global melalui pengembangan potensi, bakat serta minat;

3.    Menyiapkan generasi muda yang professional dalam bidangnya agar dapat menciptakan lapangan kerja sendiri sesuai bakat dan kemampuannya.

 

4.1.3 Visi-Misi SMKS Swakarsa Ruteng

a. Visi SMKS Swakarsa Ruteng

Terwujudnya pendidikan kejuruan yang unggul, berbudi pekerti luhur, profesional, berprestasi, berdaya saing tinggi, mandiri dan terampil.

b. Misi SMKS Swakarsa Ruteng

Untuk mencapai visi tersebut di atas, SMKS Swakarsa Ruteng mengembangkan misi sebagai berikut:

1.    Melakukan pendampingan dan pembinaan karakter yang berorientasi pada pembentukan kepribadian luhur dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2.    Mengembangkan sistem pendidikan dan pelatihan kejuruan terpadu dan bermutu  bersama dunia usaha dan dunia industri yang  berorientasi masa depan;

3.    Melaksanakan pelayanan prima serta pemberdayaan sekolah sebagai pusat pendidikan  dan pelatihan kejuruan terpadu sesuai dengan bidang keahlianya;

4.    Membentuk dan mengembangkan iklim ilmiah dan budaya kerja melalui kompetisi internal sekolah;

5.    Menyelenggarakan program kewirausahaan dan pemgembanagan diri secara terencana dan berkesinambungan.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Kegiatan Pratindakan

Kegiatan pratindakan ini diawali dengan melakukan tes pilihan ganda.Tes awal ini dilaksanakan pada hari Sabtu 14 Agustus 2022. Peneliti berasumsi bahwa pengambilan data awal ini sangat penting untuk mengetahui hasil belajar biologi serta kemampuan awal peserta didik sebelum diberikan perlakuan atau tindakan. Berikut ini ditampilkan rekapitulasi hasil tes pratindakan.

Tabel 4.2.1

Data Nilai Ulangan Harian - Unjuk Kerja Kelas X APH 1 SMKS Swakarsa Ruteng Pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2021/2022

2.3.1.      KD: Menganalisis Kasus-Kasus Pelanggaran Ham

No.

Nama Peserta Didik

Nilai

1.

Adriani Grasela Jemadut

80

2.

Adrianus Pukur

60

3.

Aven Kristian Sigi

60

4.

Avro Saverinus Nagal

55

5.

Agnes Monika Jemidan

70

6.

Agresiana Celsiana Ladia

60

7.

 

60

8.

Agustinus Faber Faban

55

9.

Agustinus Yupino

70

10.

Andriani Jelita

70

11.

Angela Suryati

55

12.

Angelina Delviana Anggun

55

13.

Anisetia Rofina Bangut

70

14.

Anjelina Sanus

60

15.

Apriani Filsa Gimbut

60

16.

Arisno Sutomo

75

17.

Astriana Ambul

75

18.

Bernadian Patriana

78

19.

Berta Bamung

78

20.

Berta I.Ndahang

86

21.

Bibiana A.Agung

70

22.

Brayentino Jemompas

89

23.

Carmelita Kristiani

70

24.

Derwiana Amung

82

25.

Dinika Masrin

80

26.

Laurensa E.Dauth

79

27.

Aldiono N.Sumanto

72

28.

Akrianus Pendang

82

 

Tabel 4.1 Rekaptulasi Hasil Tes Pra Tindakan :

Nomor

Keterangan

Nilai

1.

Rata-rata kelas

69,42

2.

Jumlah siswa yang tuntas

12

3.

Ketuntasan Klasikal

42,85%

Dari data hasil pratindakan di atas dapat diketahui hal-hal sebagai berikut: :

a. Rata-rata nilai tes sebelum tindakan adalah 69,42;

b. Jumlah peserta didik yang tuntas belajar, (mencapai KKM 75) yaitu 12 orang dan sebanyak 16 orang; siswa yang belum tuntas dari 28 orang peserta didik.

c. Ketuntasan belajar klasikal = 12 per 28 × 100% = 42,85%,  Ketuntasan belajar klasikal sangat rendah dan belum mencapai standar yang ditentukan yaitu 85%.

Berdasarkan hasil tes tersebut, ternyata peserta didik kelas X APH 1 SMKS Swakarsa Ruteng mengalami kesulitan dalam memahami materi komponen dan macam ekosistem. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang diterapkan oleh guru tidak menggunakan media pembelajaran yang sesuai. Guru lebih khusus guru mata pelajaran biologi tidak menggunakan model pembelajaran yang inovatif. Atas dasar ini, peneliti mencoba menawarkan suatu solusi yakni dengan menggunakan model pembelajaran PBL. Peneliti berharap dengan menggunakan PBL  dapat meningkatkan hasil belajar biologi peserta didik kelas X APH 1 SMK Swakarsa Ruteng.

 4.2.2 Data Tindakan

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus yang kedua tindakan telah dinyatakan berhasil sehingga peneliti tidak melanjutkan tindakan ke siklus berikutnya. Berikut ini adalah data tindakan pada siklus I dan siklus II.

  1. Siklus I

Siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2022 dengan materi ajar tentang komponen dan macam ekosistem. Prosedur pembelajaran siklus 1 dijelaskan di bawah ini:

1.      Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran seperti RPP, Video pembelajaran LKPD, lembar pengamatan/observasi keaktifan peserta didik dan guru, soal tes siklus I berupa soal pilihan ganda.

2.      Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan adalah kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan RPP yang telah disiapkan pada tahap sebelumnya. Pada tahap siklus I pembelajaran dilaksanakan pada 21 November 2022 materi ajar pada pertemuan siklus I adalah komponen dan macam ekosistem. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

          Kegiatan awal yang dilakukan peneliti yaitu menggali informasi dan pengetahuan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari, pemberian apersepsi,dan penyampaian tujuan pembelajaran. Langkah kedua yang dilakukan peneliti adalah membagi peserta didik dalam 5 (lima) kelompok. Dari setiap kelompok terdiri 5 (lima) orang, terkecuali kelompok pertama,kedua dan ketiga yang beranggotakan 6 (enam) orang.

         Kegiatan inti berupa pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dibahas. Guru mengajak peserta didik untuk menonton video kerusakan lingkungan. Kemudian guru mendampingi peserta didik agar berkonsentrasi menonton video tentang kerusakan lingkungan.  Setelah selesai menonton, guru memberikan beberapa pertanyaan kepada peserta didik sejauh mana mereka memahami tentang dampak dari kerusakan lingkungan yang telah ditonton. Kegiatan lain yaitu diskusi kelompok untuk menyelesaikan LKPD. Dalam kegiatan inti ini peneliti berjalan kesemua peserta diskusi untuk mengawasi, mengontrol, dan membimbing sambil mengisi lembar pengamatan aktivitas peserta didik. Setelah selesai berdiskusi peneliti meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusi mereka di depan kelas. Kegiatan akhir dalam pembelajaran ini berupa penyimpulan materi, refleksi, dan evaluasi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.

 

3.      Observasi

              Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan/observasi terhadap pelaksanaan tindakan. Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran yang bertujuan memantau pelaksanaan tindakan. Observasi melakukan pengamatan terhadap keaktifan peserta didik meliputi 6 aspek yaitu keaktifan peserta didik bekerjasama dalam kelompok, kemampuan bertanya jawab, keberanian dalam mengemukan pendapat, keseriusan dalam berdiskusi, dan kemampuan dalam mempresentasikan hasil kerja,serta ketepatan dalam jawaban.

          Berikut ini adalah hasil observasi aktivitas peserta didik  selama kegiatan pembelajaran siklus I

 

Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Selama Kegiatan Pembelajaran Siklus I

Tabel 4.3

Kelompok

Aspek Penilaian

Jumlah

Predikat

 

A

B

C

D

E

F

 

 

I

 2

15

 Baik

II

 2

14

 Cukup

III

 2

14

 Cukup

IV

 3

14

 Cukup

V

 3

17

 Baik

Rata-Rata

 

 

 

 

 

 

 14’8

Cukup 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keterangan:

A : keaktifan bekerja sama dalam kelompok;

B : kemampuan bertanya;

C : keberanian dalam mengemukan pendapat;

D : keseriusan dalam menonton Video dan berdiskusi;

E : kemampuan dalam mempresentasikan hasil kerja;

F : ketepatan dalam jawaban;

Bedasarkan data pada tabel 4.3, dapat diketahui bahwa terdapat 3 (tiga) kelompok yang nilai keaktifanya cukup (kelompok II, III, dan IV), karena pada umumnya ketiga kelompok tersebut belum bisa bekerja sama dengan baik, kurang bertanya, dan kurang mengemukan pendapat, bahkan ada anggota kelompoknya yang sering bermain pada saat kegiatan diskus idalam proses pembelajaran berlansung. Dua kelompok yang nilai keaktifannya baik yaitu (kelompok I dan V) karena kedua kelompok ini sudah bisa menunjukkan kerja sama yang baik, serta kemampuan dalam bertanya yang cukup, sedangkan untuk aspek keseriusan dan presentase belum menunjukan hasil yang diharapkan. Dari total nilai yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa untuk pertemuan pada siklus1 inilai rata-rata keaktifan peserta didik adalah 14,8. sehingga keaktifan peserta didik pada pertemuan siklus I berada pada kategori cukup.

Pada akhir petemuan siklus I, peserta didik diberi tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 nomor dalam waktu 45 menit untuk mengetahui tingkat ketercapaian peserta didik setelah pembelajaran. Berikut adalah hasil tes peserta didik setelah pembelajaran siklus I.

Tabel 4.4

Berikut ini di tampilkan rekapitulasi hasil tes pembelajaran siklus I

Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I

No.

Keterangan

Nilai

1

Rata-rata kelas

76,25

2

Jumlah siswa yang tuntas

19

3

Ketuntasan Klasikal

67,85 %

 

 

Hasil tes siklus I terlihat bahwa jumlah peserta didik yang memperoleh nilai ≥ 75 atau nilai yang tuntas adalah 19 orang peserta didik dari 28 orang dengan Keterangan Nilai 1. Rata-rata kelas 76,25 2. Jumlah peserta didik yang tuntas 19 3. Ketuntasan klasikal 67,85% 28 jumlah peserta didik yang mengikuti tes, atau ketuntasan secara klasikalnya adalah 67,85%. Sedangkan jumlah peserta didik yangmemperoleh nilai ≤ 75 atau belum tuntas ada 9 orang atau ketuntasan secara klasikalnya adalah 32,14%. Oleh karena itu penelitian siklus I belum mencapai hasil yang baik, maka peneliti memutuskan agar penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus II.

4.      Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes di atas, maka peneliti melakukan refleksi yang bertujuan untuk melihat keberhasilan dan kelemahan yang ditemukan selama pelaksanaan tindakan, sehingga dapat berguna untuk menentukan hal-hal yang perlu diperbaiki dan perlu ditingkatkan untuk mencapai tujuan penelitian. Refleksi betujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan selama proses pembelajaran pada siklus I, sehingga dilanjutkan pada siklus II.

Refleksi terhadap kegiatan pembelajaran siklus I menunjukan bahwa hasil belajar dan keaktifan peserta didik belum mencapai ketuntasan. Pada pembelajaran siklus I ketuntasan belajar klasikal hanya mencapai 67,85% dan belum mencapai ketuntasan belajar klasikal yang diharapkan yaitu 85% .

Adapun kelemahan-kelemahan peserta didik pada kegiatan pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:

1.    Peserta didik kurang serius dalam berdiskusi.;

2.    Peserta didik Kurang mengemukakan pendapat;

3.    Peserta didik kurang aktif bertanya tentang materi yang belum dimengerti;

4.    Peserta didik belum mampu memberikan saran atau kritikan terhadap presentase teman di depan kelas.

Kelemahan kelemahan guru yaitu:

1.    Guru tidak mempersiapkan alat bantu mengajar;

2.    Guru kurang memprhatikan kemampuan awal peserta didik;

3.    Guru tidak melaksanakan evaluasi.

Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada pembelajaran siklus I, maka hal-hal yang perlu direvisi pada siklus II adalah:

1.    Guru mengarahkan peserta didik agar serius dam berdiskusi kelompok;

2.    Guru lebih aktif untuk mengamati peserta didik saat berdiskusi serta memberikan bantuan terkait pelaksanaan proses diskusi;

3.    Guru menuntun peserta didik dengan cara menjelaskan kembali materi yang belum ddipahami peserta didik sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif;

4.    Guru menuntun peserta didik agar dapat menyampaikan pendapat yang sesuai dengan hasil presentase dari teman-temanya.

  1. Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2022 dengan materi ajar tentang komponen dan macam ekosistem, pembelajaran siklus II dijelaskan di bawah ini:

1.      Perencanaan

Perencanaan merupakan tahap dimana peneliti menyiapkan sagala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran. Pada tahap ini peneliti menyiapkan segala sesuatu perangkat pembelajaran yang terdiri dari RRP, video pembelajaran, LKPD, soal tes berupa soal pilihan ganda pada siklus II, dan lembar pengamatan observasi. Pembelajaran kelompok dilaksanakan dengan aturan seperti pada proses siklus I.

2.      Pelaksanaan tindakan

            Pada tahap ini kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah disiapkan pada tahap perencanaan, dan memperhatikan kelemahan-kelemahan pada siklus I agar tidak diulangi lagi pada siklus II. Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2022. dengan materi ajar tentang komponen dan macam ekosistem. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Kegiatan awal dilakukan peneliti dengan memberikan apersepsi, pemberian motivasi terhadap peserta didik dan penyampaian tujuan pembelajaran.

           Kegiatan inti, peneliti memulai dengan menjelaskan materi komponen dan macam ekosistem. Guru mengajak peserta didik  untuk menonton video pembelajaran kerusakan lingkungan.  Guru mendampingi peserta didik agar berkonsentrasi menonton video debat, guru memberikan beberapa pertanyaan kepada peserta didik sejauh mana mereka memahami materi dampak dari kerusakan lingkungan  melalui video yang telah ditonton. Meminta peserta didik duduk berkelompok untuk memulai berdiskusi. Peneliti membagikan LKPD untuk didiskusikan dengan menetapkan masalah, kemudian peserta didik diminta untuk membahas masalah tersebut dan mencari sendiri alternatif jawabanya. Setelah peserta didik peserta didik  selesai berdiskusi, peneliti meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusi didepan kelas dan peserta didik atau kelompok yang lain menanggapi dan memberikan saran atau kritik. Setelah peserta didik selesai membacakan hasil diskusinya, guru bersama peserta didik merangkum hasil diskusinya.

                       Kegiatan akhir peneliti bersama peserta didik merangkum inti materi dan merefleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Selanjutnya peneliti melakukan evaluasi dengan memberikan ulangan untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik  terhadap materi yang telah dibahas.

3.      Observasi

Pengamatan dilakukan terhadap keaktifan peserta didik selama kegitan pembelajaran berlansung yang meliputi 6 (enam) aspek yaitu: keaktifan  bekerja sama dalam kelompok, kemampuan bertanya, keberanian dalam mengemukakan pendapat, keseriusan dalam berdiskusi, kemampuan dalam mempresentasikan hasil kerja dan ketepatan dalam jawaban. Pengamatan/observasi dilaksanakan dengan tujuan memantau dalam pelaksanaan tindakan. Berikut ini adalah hasil observasi aktivitas peserta didik selama kegiatan pembelajaran siklus II.

Table 4.6

Hasil observasi aktivitas siswa Siklus II

 

No.

Kelompok

Aspek Penilaian

Jumlah

Predikat

 

 

A

B

C

D

E

F

 

 

1.

I

4

4

4

3

4

4

23

Sangat Baik

2.

II

4

4

3

3

3

4

21

Sangat Baik

3.

III

4

4

4

3

3

4

22

Sangat Baik

4.

IV

4

4

3

3

3

3

18

Baik

5.

V

4

4

4

4

4

4

24

Sangat Baik

 

Rata-Rata

 

 

 

 

 

 

21,6

Sangat Baik

 

Keterangan:

A : keaktivan bekerja sama dalam kelompok;

B : kemampuan bertanya;

C : keberanian dalam mengemukan pendapat ;

D : keseriusan dalam menontonFilm danberdiskusi;

E : kemampuan dalam mempresentasikan hasil kerja .

F : ketepatan dalam jawaban;

 

                 Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa pada pertemuan siklus II terdapat satu kelompok yang nilai keaktifanya baik yaitu kelompok IV, itu di karenakan kelompok ini sudah menunjukan kerja sama yang baik, serta meningkatnya keaktifan pada aspek kemampuan betanya, mengemukakan pendapat, keseriusan, dan presentase hasil kerjanya, dan terdapat lima kelompok yang nilai keaktifanya sangat baik (kelompok I, II, III, dan V), hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya skor yang diperoleh dari setiap aspek pengamatan. Dari total nilai yang diperoleh peserta didik atau kelompok yang sudah di tetapkan, dapat di tarik sebuah kesimpulan bahwa untuk pertemuan siklus II ratarata keaktifan peserta didik adalah 21,6 sehingga keaktifan peserta didik pada pertemuan siklus II dapat dikategorikan sangat baik.

Pada akhir pembelajaran siklus II, peserta didik diberi tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 nomor, guna mengetahui tingkat ketercapaian peserta didik setelah pembelajaran. Data hasil tes peserta didik setelah mendapatkan perlakuan pada saat pembelajaran siklus II dapat dilihat di lampiran 14.

 

Berikut ini ditampilkan rekapitulasi hasil tes pembelajaran siklus II

 

Tabel 4.8

Rekaptulasi Hasil Tes Siklus II

 

No

Keterangan

Nilai

1.

Rata-rata kelas

85,17

2.

Jumlah siswa yang tuntas

28

3.

Ketuntasan Klasikal

100 %

 

Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat disimpulkan bahwa dari jumlah peserta didik 28 orang, sebanyak 28 yang tuntas, karena memperoleh nilai di atas KKM. Hasil tes pada siklus II ini menunjukan bahwa secara klasikal peserta didik dapat dikatakan tuntas belajar karena jumlah peserta didik yang memperoleh nilai minimal 75 mencapai 100% dan sesuaii kriteria ketuntasan belajar klasikal yang ditentukan yaitu 85%.

4.      Refleksi

                 Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran PBL.Refleksi pada siklus II ini berkaitan dengan hasil observasi dan hasil tes peserta didik. Berdasarkan hasil pengamatan keaktifan peserta didik selama pembelajaran siklus II diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata keaktifan peserta didik pada pembelajaran siklus II adalah 21,6% sehingga keaktifan peserta didik berada pada kategori sangat baik. Berdasarkan hasil tes peserta didik  pada pembelajaran siklus II, diperoleh informasi bahwa peresentasi hasil belajar peserta didik secara klasikal mengalami peningkatan yaitu 100% dan lebih besar dari keriteria ketuntasan belajar klasikal yang ditentukan yakni 85%.

         Berdasakan data yang diperoleh baik melalui observasi maupun tes pada siklus II, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran PBL  dapat meningkatkan hasil belajar biologi peserta didik  sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.

4.3  Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:

1.      Penggunaan model pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X APH 1 SMK Swakarsa Ruteng pada tahun pelajaran 2021/2022, khususnya pada materi tentang komponen dan macam ekosistem. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya hasil belajar peserta didik dari siklus ke siklus. Pada fase pratindakan peserta didik jumlah peserta didik  yang tuntas ada 12 orang dari 28 peserta didik.  Pada siklus I jumlah peserta didik yang tuntas 19 orang dari 28 peserta didik, dan pada siklus II jumlah peserta didik yang tuntas meningkat menjadi 28 orang dari 28 peserta didik.

2.      Partisipasi guru dan peserta didik

Dalam proses belajar mengajar guru memberikan pembelajaran kepada peserta didik  dan menjelaskan pembelajaran, dan memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik  seberapa pemahaman siswa tentang mata pelajaran yang sudah dijelaskan oleh guru. Guru menanggapi setiap apa yang diberikan oleh peserta didik  dan memberi masukan kepada peserta didik  jika ada peserta didik  yang belum memahami tentang pembelajaran.

3.    Hasil Belajar

Dalam aktivitas belajar peserta didik harus aktif dalam proses belajar mengajar sehingga mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didik, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap. Perubahan itu melalui usaha-usaha yang dilakukan oleh setiap peserta didik  sehingga dapat menghasilkan belajar yang memadai. Pada ketuntasan secara klasikal mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Pada fase pratindakan ketuntasan klasikal hanya 42,85% mengalami peningkatan pada siklus I yaitu 67,85% dan pada siklus II menjadi 100 %.

 

Tabel 4.9

Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Setiap Siklus

No

Keterangan

Nilai

1.

Rata-rata kelas

85,17

2.

Jumlah siswa yang tuntas

28

3.

Ketuntasan Klasikal

100 %

 

Peningkatan hasil belajar peserta didik  salah satunya dipengaruhi oleh peningkatan aktivitas peserta didik  . Refleksi terhadap aktivitas peserta didik  pada siklus I menunjukan bahwa nilai rata- rata aktivitas keaktifan peserta didik  adalah 14,8 berada pada kategori cukup. Keaktifan peserta didik  mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 21,6 ( kategori sangat baik). Untuk lebih jelas perhatikan gerafik di bawah ini.

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Bedasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik  kelas X APH 1 SMKS Swakarsa Ruteng 2020/2021, khususnya tentang menganalisis dampak kerusakan lingkungan terhadap ekosistem. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya hasil belajar peserta didik dari siklus ke siklus. Pada fase pratindakan jumlah siswa yang tuntas dan 12 orang dari 28 peserta didik. Pada siklus I jumlah peserta didik  yang tuntas meningkat 19 orang dari 28 peserta didik, dan pada siklus I jumlah peserta didik yang tuntas meningkat menjadi 28 orang dari 28 peserta didik. Ketuntasan secara klasikal mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Pada fase pratindakan ketuntasan klasikalnya 42,85% mengalami peningkatan pada siklus I yaitu 67,85% dan pada siklus II menjadi 100%.

5.2 Saran

       Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai beikut:

1.    Bagi Peserta didik 

Diharapkan peserta didik  untuk semakin aktif dalam kegiatan pembelajaran demi memperoleh pengetahuan melalui kerja sama dengan teman maupun mendengar pengetahuan dari guru.

2. Bagi guru

Disarankan untuk kreatif dalam memilih metode, media dan moedel pembelajaran yang tepat sesuai dengan gaya belajar siswa dan kareteristik materi untuk meningkatkan aktivitas serta hasil belajar peserta didik itu sendiri.

3. Bagi kepala sekolah

Diharapkan agar meningkatkan perhatian serta konsisten mengadakan supervisi guru secara berkala terhadap peroses pembelajaran dan menyediakan fasilitas sebagai penunjang dalam meningkatkan kualitas pendidikan sekolah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Chaer. 2011. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia.PT. Rineka Cipta.Jakarta.

Abdul Chaer. 2003. Linguistik Umum. Penerbit: PT. Rineka Cipta.Jakarta.

Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Penerbit: PT. Sinar Baru Algesindo.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2012.  Prestasi Belajar  dan Kompetensi Guru.     Surabaya: Usaha Nasional

Uno, Hamzah B, Lamatenggo & Koni.2018. Menjadi Peneliti PTK Yang   Profesional. Jakarta: Bumi Aksara.

Semiawan, Conny.  2008. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah          Dasar. Bandung: PT wacana cemerlang.

Syah, Muhibbin. 2009.  Psikologi Pendidikan.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

 

Avidianto. D. 2010. Hakikat Biologi sebagai Ilmu, tersedia http://zaifbio.wordpress.com/2010/05/05/hakikat-biologi-ilmu/, diakses tanggal 12 Desember 2022

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

 

 

Satuan pendidikan      : SMKS Swakarsa Ruteng

Mata pelajaran             : Biologi

Kelas/Semester            : X /Genap

Materi Pokok               : Komponen dan Macam – macam ekosistem

Alokasi Waktu                        : 2 x 45 menit

 

Kompetensi Inti

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat

dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4: Menunjukkan     keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif.

Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu  menggunakan  metoda

sesuai dengan kaidah keilmuan

B.     Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pecanpaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Dasar

Indikator Pencapaian Kompetensi

3.10     Menganalisis informasi/data  dari berbagai sumber tentang ekosistem dan semua interaksi yang berlangsung di dalamnya.

·         Mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik dalam

·         Membedakan interaksi antar komponen biotik dengan komponen biotik lainnya dalam ekosistem

4.10    Menyajikan karya yang menunjukkan interaksi antar komponen ekosistem (jaring- jaring   makanan,   siklus

Biogeokimia)

·         Melakukan pengamatan interaksi dalam ekosistem yang berada di lingkungan sekolah dan sekitarnya.

 

 

C.     Tujuan Pembelajaran

1.      Melalui diskusi kelompok siswa dapat Mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem dengan baik

2.      Melalui kajian literatur siswa mampu membedakan interaksi antar komponen biotik dengan komponen biotik lainnya dalam ekosistem dengan tepat

3.      Melalui diskusi kelompok dan kajian literature siswa mampu menjelaskan tipe-tipe ekosistem dengan benar

4.      Melalui tayangan video siswa mampu menggambarkan pola interaksi yang terjadi di dalam eksosistem dengan benar

 

D.     Materi Pembelajaran

a.       Komponen Ekosistem

b.      Interaksi dalam Ekosistem

c.       Macam – macam ekosistem

 

E.     Metode dan Pendekatan Pembelajaran

Metode                  : Ceramah, Diskusi, dan Observasi

Pendekatan           : Saintifik

Model                    : Problem Based Learning (PBL)

 

F.     Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

Media                  : PPT  , LKPD

Alat                      : Laptop, papan tulis, spidol, dan proyektor.

Sumber  belajar           : Berti Sagendra dkk. 2022. Proyek IPAS untuk SMK/MAK kelas X, Penerbit Erlangga, Materi Ajar komponen dan macam eksosistem, Foto Lingkungan Sekitar

 

G.    Kegiatan Pembelajaran

Tahapan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Alokasi Waktu

Kegiatan Pendahuluan

20 menit

 

Ø  Siswa memberi salam kepada guru

Ø  Siswa dan guru berdoa bersama sebelum pembelajaran dimulai

Ø  Guru mengecek kehadiran siswa

Ø  Guru memberikan apesepsi

Ø  Guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran dari kegiatan pembelajaran hari itu

Ø  Guru memberikan motivasi kepada siswa

 

 

Kegiatan Inti

 

50 Menit

Fase 1. Mengorientasi siswa pada masalah

Ø  Siswa mengamati video yang ditampilkan pada slide  

Description: C:\Users\SMK SWAKARSA\AppData\Local\Packages\Microsoft.Windows.Photos_8wekyb3d8bbwe\TempState\ShareServiceTempFolder\Screenshot (142).jpeg               

https://youtu.be/29ps1atm0bk

Ø  Guru bertanya kepada peserta didik terkait video yang tayangkan

 

Fase 2. Mengorganisasi siswa untuk meneliti

Ø  Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok secara heterogen

Ø  Guru membagikan LKPD kepda masing – masing kelompok

 

Fase 3. Membantu investigasi mandiri dan berkelompok

 

Ø  Siswa membaca literature untuk membantu mengerjakan LKPD

Ø  siswa mengerjakan LKPD yang telah dibagikan oleh guru

Ø  Guru membimbing peserta didik dalam mengerjakan LKPD

 

Fase 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

 

Ø  Siswa menyampaikan atau mempresentasikan hasil kerja kelompok

Ø  Siswa dari kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapinya

Ø  Guru membimbing  jalannya diskusi kelompok

 

Fase 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Ø  Guru memberikan penguatan dan informasi tambahan berkaitan dengan hasil presentasi yang dilakukan oleh siswa

Ø  Guru memberikan masukan ke siswa untuk menjelaskan hal-hal yang diragukan sehingga informasi menjadi benar dan tidak terjadi kesalahpahaman terhadap materi yang sudah diajarkan.

 

Kegiatan Penutup

(20 menit)

 

Ø  Siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari selama  proses pembelajaran

Ø  Guru memberikan post tes ke pada peserta  didik

Ø  Guru menyampaikan informasi tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya

Ø  Siswa dan guru berdoa bersama untuk menutup seluruh kegiatan pembelajaran

 

 

 

 

H.    PENILAIAN

Penilaian Pengetahuan

1.       Teknik      : Tes tertulis

2.       Instrumen : Pilihan Ganda

1.      Di suatu padang rumput, terdapat sekumpulan sapi, rumput, pohon jambu, semut, dan seorang penggembala. Sekumpulan sapi di padang rumput tersebut merupakan…

A.     Spesies  

B.     Populasi

C.     Komunitas

D.     Ekosistem

E.      Individu

2.      Dalam suatu komunitas, terdapat rumput teki dan rumput gajah. Jika rumput teki menghalangi tumbuhnya rumput gajah karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik, disebut apakah interaksi tersebut?

A.       Interaksi antar organisme

B.        Alelopati

C.        Interaksi antar komunitas

D.       Interaksi antar komponen biotik dan abiotik

3.      Perhatikan jenis-jenis interaksi antar populasi berikut ini

1.         Predasi                           4.  Parasitisme

2.         Komensalisme               5.  Mutualisme

3.         Netral

Jenis interaksi yang hanya menguntungkan salah satu organisme saja adalah…

A.     1,3,5   

B.     1,2,3

C.     2,3,4

D.     1,2,4

E.      2,3,5

4.      Cermati informasi berikut.

Pada tahun 2012 muncul fenomena menggemparkan di lingkungan masyarakat Indonesia. Serangga tomcat yang biasa ditemukan area persawahan bermigrasi di sekitar perumahan warga. Serangga ini memiliki racun paederin yang mampu membuat kulit melepuh. Diketahui serangga ini merupakan predator hama wereng. Tomcat berpindah dari lingkungan warga pada malam hari. Jumlah tomcat di sekitar perumahan cukup banyak dan meresahkan warga. Dampak yang akan muncul bila tomcat dimusnahkan secara massal adalah…

A.       Pertanian padi maju pesat

B.        Produksi padi menurun karena serangan hama wereng

C.        Penggunaan insectisida mulai berkurang

D.       Petani terbantu karena tidak ada hama tomcat di persawahan

E.        Produksi padi akan meningkat

5.      Apabila jumlah karbon dioksida dalam ekosistem semakin berkurang, maka organisme yang pertama akan mengalami dampak negatifnya yaitu…

A.     Karnivora puncak

B.     Karnivora          

C.     Konsumen

D.     Produsen

E.      Konsumen tingkat II

 

Penilaian Keterampilan

Teknik             : Observasi

Intsrumen       : Lembar Observasi

Rubrik             : Team work, Komunikatif, Bertanggung jawab, dan Kreatif

 

No

Indikator

4

3

2

1

1

Teamwork

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

2

Komunikatif

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

3

Bertanggung Jawab

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

4

Kreatif

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

 


Penilaian Sikap

1.       Teknik      :  Observasi

2.       Instrumen : Lembar Observasi

3.       Rubrik Penilaian Sikap : Jujur, Disiplin, Bertanggung jawab, dan gotong royong

No

Indikator

4

3

2

1

1

Jujur

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

2

Disiplin

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

3

Bertanggung Jawab

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

4

Gotong Royong

Sangat Baik

Baik

Cukup

 

Kurang


                                                                                                     

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Materi Pelajaran

 

KOMPONEN DAN MACAM EKOSISTEM

 

 

A.     KOMPONEN EKOSISTEM

Ekosistem adalah sistem alam yang dibentuk dari interaksi antar mahluk hidup dengan

lingkungannya. Ilmu yang mempelajari mengenai ekosistem adalah Ekologi. Komponen-komponen

ekosistem yaitu :

1.      Komponen biotik

Yaitu komponen yang tersusun dari seluruh mahluk hidup. Setiap mahluk hidup memiliki habitat

dan relung. Habitat adalah tempat tinggal organisme di alam. Relung/Niche/Nisia adalah fungsi

atau peran suatu mahluk hidup dalam ekosistem. Adapun tingkatan organisasi kehidupan yaitu:

1)      Individu merupakan oranisme tunggal, misalnya seekor tikus, sebatang pohon jambu, seorang

manusia dan lain-lain. Setiap individu berusaha mempertahankan hidupnya dengan

beradaptasi melalui :

a.       Adaptasi morfologi yaitu penyesuaian bentuk tubuh, contoh bentuk gigi, moncong, paruh

dan lainnya.

b.      Adaptasi fisiologi yaitu penyesuaian fungsi fisiologi tubuh, contoh kelenjar bau pada

musang, kantong tinta pada cumi-cumi, perubahan warna pada bunglon.

c.       Adaptasi prilaku yaitu adaptasi yang didasar pada prilaku, contoh pura-pura tidur atau mati,

migrasi dan lainnya.

2)      Populasi adalah sekumpulan organisme dari satu spesies yang menempati kawasan tertentu.

Contoh populasi semut, sekelompok gajah dan lain-lain.

3)      Komunitas adalah kumpulan dari populasi-populasi yang menempati area dan wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu. Contoh komunitas kolam, komunitas sawah dan lain-lain.

4)      Ekosistem satuan fungsional antara mahluk hidup dengan lingkungannya yang dibedakan

berdasarkan habitat dan fungsinya. Contoh ekosistem air tawar, ekosistem hutan dan lain-lain.

5)      Bioma adalah kesatuan ekosistem dalam sekala luas. Contohnya bioma hutan hujan tropis, bioma padang rumput dan lainnya.

6)      Biosfer adalah seluruh ekosistem yang berada di seluruh permukaan bumi.

2.      Komponen abiotik

Yaitu aspek tak hidup yang ada dalam ekosistem, diantaranya : cahaya, udara, air, batu, tanah, suhu, dan topografi (keadaan tinggi atau rendahnya permukaan bumi pada suatu tempat).

 

B.     INTERAKSI DALAM EKOSISTEM

Dalam suatu ekosistem, komponen biotik dan abiotik saling berinteraksi dan berhubungan timbal

balik. Macam-macam interaksi dalam ekosistem yaitu :

1.      Interaksi antar komponen biotik

1)      Mutualisme merupakan hubungan atau interaksi antarorganisme dua spesies yang berbeda yang saling menguntungkan.

2)      Komensialisme merupakan hubungan atau interaksi antarorganisme dua spesies yang berbeda yang mana hanya satu organisme saja yang memperoleh keuntungan sedangkan yang lainnya tidak berpengaruh.

3)      Alelopati merupakan hubungan atau interaksi antarorganisme dua spesies yang berbeda yang mana keberadaan satu organisme dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan organisme lainnya melalui pelepasan toksin atau racun

4)      Predasi merupakan hubungan atau interaksi antarorganisme dua spesies yang berbeda yang mana satu organisme memakan organisme lainnya.

5)      Kompetisi merupakan hubungan atau interaksi antarorganisme dua spesies yang berbeda yang terjadi karena adanya persaingan untuk mendapat sumber daya yang terbatas.

6)      Parasitisme merupakan hubungan atau interaksi antarorganisme dua spesies yang berbeda yang mana satu jenis organisme (parasit) hidup bersama atau menumpang dengan organisme lainnya (inang) dan menimbulkan kerugian bagi organisme yang ditumpanginya.

 

2.      Interaksi antar komponen biotik dan abiotik

1)      Interaksi antar komponen biotik terhadap abiotik, contohnya pengaruh cacing terhadap kesuburan tanah, pengaruh tumbuhan terhadap kesuburan tanah, kebersihan udara dan ketersediaan air, serta pengaruh manusia terhadap komponen abiotik lingkungan.

2)      Interaksi antar kompoen abiotik terhadap biotik, contohnya pengaruh air, cahaya, udara dan suhu terhadap organisme

C.     MACAM-MACAM EKOSISTEM

Di bumi tidak hanya tersusun dari satu jenis ekosistem, melainkan dari banyak jenis ekosistem. Setiap

macam ekosistem mempunyai karakteristik yang berbeda. Berikut 3 macam ekosistem yaitu :

1.      Ekosistem darat

Bioma adalah ekosistem darat yang khas pada wilayah tertentu dan dicirikan oleh jenis vegetasiyang dominan pada wilayah tersebut. Jenis bioma ada 6 yaitu :

1)      Bioma hutan hujan tropis, terletak disepanjang garis khatulistiwa sehingga memiliki ciri intensitas cahaya tinggi, lama siang dan lama malam sama, intensitas curah hujan tinggi, memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi.

2)      Bioma padang rumput atau stepa, memiliki ciri curah hujan sedang, kondisinya kering sehingga pohon jarang bisa tumbuh, vegetasi dominan rumput-rumputan dan semak.

3)      Bioma gurun, memiliki ciri curah hujan sangat rendah, sehingga gurun sangat kering, vegetasi dominan seperti kaktus.

4)      Bioma hutan gugur temperata, mimiliki ciri curah hujan lebih rendah dari hutan hujan tropis yaitu 75-150 cm per tahun, memiliki 4 musim yaitu musim dingin, semi, panas dan gugur. Jenis hewannya melakukan hibernasi pada musim dingin.

5)      Bioma taiga, memiliki ciri musim dingin yang sangat dingin dan musim panas yang sangat singkat. Pada musim dingin lantai hutan tertutupi salju, vegetasi dominan tumbuhan conifer memiliki ciri daunnya berbentuk jarum seperti pohon pinus.

6)      Bioma tundra, memiliki ciri terletak di sekitar kutub utara sehingga suhunya sangat dingin, keanekaragaman spesiesnya rendah, vegetasi utamanya lumut.

 

2.      Ekosistem aquatik, dibedakan menjadi 2 yaitu :

1)      Ekosistem air tawar digolongkan menjadi

a.       Danau, bagian dasar danau yang dangkal disebut zone litoral, bagian yang terbuka disebut one limnetik. Cahaya matahari masih bisa berpenetrasi disebut zone fotik sebaliknya zone afotik.

b.      Lahan basah terdiri dari rawa, rawa lumpur dan tanah gambut

c.       Sungai adalah badan air yang bergerak terus menerus menuju satu arah. Bagian hulu sungai kadar materi organik rendah, kadar oksigen tinggi. Sedangkan hilir sebaliknya.

2)      Ekosistem air laut, digolongkan menjadi lautan, pantai, estuari (muara, pertemuan sungai dengan air laut) dan terumbu karang.

3.      Ekosistem buatan

Yaitu ekosistem yang diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Contohnya sawah,

waduk, tambak, perkebunan kopi dan lainnya.

 

 

 

 

LKPD KOMPONEN EKOSISTEM

 

Kelompok                                                   :

Nama Anggota                                           :

Kelas                                                           :

A.   Tujuan

1.        Melalui diskusi kelompok siswa dapat Mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem dengan baik

2.        Melalui kajian literatur siswa mampu membedakan interaksi antar komponen biotik dengan komponen biotik lainnya dalam ekosistem dengan tepat

3.        Melalui diskusi dan kajian literature siswa mampu menjelaskan tipe-tipe ekosistem dengan benar

4.        Melalui tayangan video siswa mampu menggambarkan pola interaksi yang terjadi di dalam eksosistem dengan benar

 

B.   Petunjuk kerja

1.      Bacalah soal dengan seksama

2.      Informasi apa yang kamu dapatkan dari video tersebut

3.      Identifikasikan permasalahan yang ada pada video tersebut

4.      Buatlah rumusan masalah dari video yang telah kalian identifikasi

5.      Apabila terdapat petunjuk dan permasalahan yang kurang jelas, silahkan tanyakan pada guru

 

1.      Description: C:\Users\SMK SWAKARSA\AppData\Local\Packages\Microsoft.Windows.Photos_8wekyb3d8bbwe\TempState\ShareServiceTempFolder\Screenshot (142).jpeg
https://youtu.be/29ps1atm0bk

 

Lembar Penilaian Presentasi

 

No.

Aspek yang dinilai

Skor yang diperoleh

 

Kel. 1

Kel. 2

Kel. 3

Kel. 4

1.

Sistematika

 

 

 

 

2.

Komunikasi

 

 

 

 

3.

Kemampuan menanggapi danmenjawab pertanyaan

 

 

 

 

4.

Kesesuaian dengan materi

 

 

 

 

 

Total skor yang diperoleh

 

 

 

 

 

 

 

                                                                                   

Mengetahui                                                                       Ruteng, 03 Oktober  2023

Kepala Ssekolah,                                                                     Guru Mata Pelajaran,

                                                        

                

ISIDORUS SON, S.E

NIP: 196506032012121003

 
                                                                                                                

 

Adrianus Manjur, S.Pd

NIP: -

 

 
 

 

 

 

 

 


Catatan Kepala Sekolah :

……………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Tabel 4.1 Data Nilai Pratindakan Peserta Didik Kelas X Sebelum Tindakan

 

 

No

Nama Peserta Didik

KKM

Nilai

Keterangan

 

 

 

 

 

Tuntas

Belum Tuntas

 

1

Adriani Grasela Jemadut

75

65

 

 

 

2

Adrianus Pukur

75

72

 

 

 

3

Aven Kristian Sigi

75

77

√  

 

 

4

Avro Saverinus Nagal

75

70

 

 

 

5

Agnes Monika Jemidan

75

78

√ 

 

 

6

Agresiana Celsiana Ladia

75

63

 

 

 

7

Agustinus Faber Faban

75

53

 

 

 

8

Agustinus Yupino

75

66

 

 

 

9

Andriani Jelita

75

78

√  

 

 

10

Angela Suryati

75

80

√  

 

 

11

Angelina Delviana Anggun

75

85

√  

 

 

12

Anisetia Rofina Bangut

75

45

 

 

 

13

Anjelina Sanus

75

46

 

 

 

14

Apriani Filsa Gimbut

75

73

 

 

 

15

Arisno Sutomo

75

85

√  

 

 

16

Astriana Ambul

75

84

√  

 

 

17

Bernadian Patriana

75

70

 

 

 

18

Bernolfus D.Putra

75

70

 

 

 

19

Berta Bamung

75

72

 

 

 

20

Berta I.Ndahang

75

80

 √ 

 

 

21

Bibiana A.Agung

75

82

√  

 

 

22

Brayentino Jemompas

75

65

 

 

 

23

Carmelita Kristiani

75

77

√  

 

 

24

Derwiana Amung

75

73

 

 

 

25

Dinika Masrin

75

81

√  

 

 

26

Laurensa E.Dauth

75

65

 

 

 

27

Aldiono N.Sumanto

75

77

√  

 

 

28

Akrianus Pendang

75

70

 

 

 

JUMLAH

1.944

 

 

 

RATA-RATA KELAS

69,85

 

 

 

Ketuntasan belajar secara klasikal (p)

 

39,28 %

 

 

 

 

Lampiran II

Hasil Tes Akhir Peserta Didik Pada Pembelajaran Siklus I

 

 

No

Nama siswa

KKM

Nilai

Keterangan

 

 

 

 

 

Tuntas

Belum Tuntas

 

1

Adriani Grasela Jemadut

75

79

 √ 

 

 

2

Adrianus Pukur

75

72

 

 

 

3

Aven Kristian Sigi

75

77

√  

 

 

4

Avro Saverinus Nagal

75

77

√  

 

 

5

Agnes Monika Jemidan

75

78

√ 

 

 

6

Agresiana Celsiana Ladia

75

63

 

 

 

7

Agustinus Faber Faban

75

78

√  

 

 

8

Agustinus Yupino

75

66

 

 

 

9

Andriani Jelita

75

78

√  

 

 

10

Angela Suryati

75

80

√  

 

 

11

Angelina Delviana Anggun

75

85

√  

 

 

12

Anisetia Rofina Bangut

75

76

√  

 

 

13

Anjelina Sanus

75

78

√  

 

 

14

Apriani Filsa Gimbut

75

73

 

 

 

15

Arisno Sutomo

75

85

√  

 

 

16

Astriana Ambul

75

84

√  

 

 

17

Bernadian Patriana

75

70

 

 

 

18

Bernolfus D.Putra

75

79

√  

 

 

19

Berta Bamung

75

81

√  

 

 

20

Berta I.Ndahang

75

80

 √ 

 

 

21

Bibiana A.Agung

75

82

√  

 

 

22

Brayentino Jemompas

75

65

 

 

 

23

Carmelita Kristiani

75

77

√  

 

 

24

Derwiana Amung

75

73

 

 

 

25

Dinika Masrin

75

81

√  

 

 

26

Laurensa E.Dauth

75

65

 

 

 

27

Aldiono N.Sumanto

75

77

√  

 

 

28

Akrianus Pendang

75

70

 

 

 

JUMLAH

2.135

 19

 9

 

RATA-RATA KELAS

76,25

 

 

 

Ketuntasan belajar secara klasikal (p)

 

67,85 %

 

 

 

 

 

 

Lampiran III

Hasil Tes Akhir Peserta Didik Pada Pembelajaran Siklus II

No

Nama Peserta Didik

KKM

Nilai

Keterangan

 

 

 

 

 

Tuntas

Belum Tuntas

 

1

Adriani Grasela Jemadut

75

79

 √ 

 

 

2

Adrianus Pukur

75

78

 

 

 

3

Aven Kristian Sigi

75

77

√  

 

 

4

Avro Saverinus Nagal

75

77

√  

 

 

5

Agnes Monika Jemidan

75

78

√ 

 

 

6

Agresiana Celsiana Ladia

75

80

 

 

 

7

Agustinus Faber Faban

75

78

√  

 

 

8

Agustinus Yupino

75

80

 

 

 

9

Andriani Jelita

75

78

√  

 

 

10

Angela Suryati

75

80

√  

 

 

11

Angelina Delviana Anggun

75

85

√  

 

 

12

Anisetia Rofina Bangut

75

76

√  

 

 

13

Anjelina Sanus

75

78

√  

 

 

14

Apriani Filsa Gimbut

75

80

 

 

 

15

Arisno Sutomo

75

85

√  

 

 

16

Astriana Ambul

75

84

√  

 

 

17

Bernadian Patriana

75

78

 

 

 

18

Bernolfus D.Putra

75

79

√  

 

 

19

Berta Bamung

75

81

√  

 

 

20

Berta I.Ndahang

75

80

 √ 

 

 

21

Bibiana A.Agung

75

82

√  

 

 

22

Brayentino Jemompas

75

90

 

 

 

23

Carmelita Kristiani

75

77

√  

 

 

24

Derwiana Amung

75

79

 

 

 

25

Dinika Masrin

75

81

√  

 

 

26

Laurensa E.Dauth

75

85

 

 

 

27

Aldiono N.Sumanto

75

77

√  

 

 

28

Akrianus Pendang

75

89

 

 

 

JUMLAH

2.385

 28

 

 

RATA-RATA KELAS

85,17

 

 

 

Ketuntasan belajar secara klasikal (p)

 

100 %

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran IV

Soal Pratindakan

1.      Apakah yang dimaksud dengan pelanggaran ham?

2.      Bagaimana bentuk isu, argument, dan simpulan dari kasus-kasus pelanggaran  Ham?

Lampiran V

Lembar Aktivitas Guru

Keterangan:

4= Sangat Baik, 3= Baik, 2=Cukup, 1= Kurang.

Tahap

Aspek yang dinilai

Skor penilaian

Kegiatan awal

1.    Persiapan Sarana Pembelajaran :RPP, media Pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar.

2.    Keterampilan guru dalam dalam mengkondisikan Peserta didik.

3.    Menyampaikan tujuan pembelajaran.

4.  Menghubungkan materi dengan kehidupan   nyata peserta didik.

5.    Kegiatan Apersepsi

 4

 

3

 

3

4

 

3

 

Jumlah skor kegiatan awal

17

Kegiatan inti

1.     Guru mengajak Peserta didik untuk menonton video   pembelajaran debat dua tim

2.     Menjelaskan petunjuk pengisian LKPD.

3.     Mendampingi peserta didik agar berkosentrasi

4.     Menonton video pembelajaran

5.     Membimbing Peserta didik yang membutuhkan bantuan.

6.     Kesesuaian materi dengan indikator dengan metode pembelajaran.

 4

 

3

 

3

4

 

 4

 

 

Lampiran VI

Lembar Aktivitas Peserta Didik

No

Aspek yang dinilai

Kriteria

(1 2 3 4)

1.

A. Aspek afektif.

1. Keseriusan peserta didik dalam menonton video pembelajaran

2. Keberanian peserta didik dalam mengemukakan pendapat

 

3

4

2.

B. Kognitif

1. Mengikuti petunjuk kerja yang benar

 2. Mempersentasikan hasil kerja

3. Ketepatan jawaban

 

3

4

3

3.

C. Aspek psikomotorik

Bekerja sama dalam kelompok

 

3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN

DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN PADA SIKLUS