PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI
PADA MATERI KOMPONEN
DAN MACAM EKOSISTEM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
DI KELAS X APH
1 SMKS SWAKARSA RUTENG
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Disusun Oleh :
NAMA : ADRIANUS MANJUR, S.Pd
PROGRAM
STUDI : PENDIDIKAN BIOLOGI
SMKS SWAKARSA RUTENG
TAHUN
2022
HALAMAN PENGESAHAN
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI MATERI KOMPONEN DAN MACAM
EKOSISTEM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
DI KELAS XI APH
1 SMKS SWAKARSA RUTENG
TAHUN PELAJARAN 2021/2022 “
Nama : Adrianus Manjur, S.Pd
Asal Sekolah : SMKS Swakarsa Ruteng
Telah disetujui dan
disahkan pada / oleh
Hari : Senin
Ditetapkan di : Ruteng Pada Tanggal : 19 Desember 2022 Kepala sekolah
Tanggal
: 19 Desember 2022
ISIDORUS
SON, S.E NIP:
196506032012121003
BIODATA PENULIS
Nama : Adrianus
Manjur, S.Pd
NIP : -
NUPTK : 2441768669130042
Jabatan
: Guru SMKS Swakarsa Ruteng
Pangkat
/ Gol.Ruang : -
Tempat
/ Tanggal Lahir : Lembur, 09
Januari 1990
Jenis
Kelamin :
Laki-Laki
Agama : Katolik
Pendidikan
Terakhir : S-1
Unit
Kerja :
SMKS Swakarsa Ruteng
Alamat
:
Jln.Jagu, Rowang-Ruteng, Kel. Waso, Kab.Manggarai-Flores-NTT
Ruteng, 19 Desember 2022 Penulis, Adrianus
Manjur, S.Pd
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Maha Esa yang telah mencurahkan Rahmat dan
karunia Kebijaksanaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dengan baik, kendatipun masih banyak
kekurangannya. Dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini, penulis banyak
menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih disampaikan denga hormat kepada :
1. Kepala
SMKS Swakarsa Ruteng yang telah memberi
izin, kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini
pada lembaga Pendidikan SMKS Swakarsa Ruteng;
2. Semua
rekan guru SMKS Swakarsa Ruteng yang
telah memberi bantuan selama proses penelitian sampai dengan terwujud laporan
ini dalam bentuk PTK;
3. Guru pembimbing yang merupakan Guru Inti (GI)
dari kegiatan pelatihan yang sudah membimbing dan mengarahkan penulis dari
segala kekurangan;
4. Istri
dan anak - anak tercinta yang selalu memberi motivasi, dukungan, dan doa dalam
sejak pada proses sampai pada penyelesaian laporan PTK ini;
5. Semua
pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis yang dengan caranya
masing-masing sehingga tulisan ini dapat menyelesaikan dengan baik.
Penulis menyadari
bahwa laporan PTK ini masih jauh dari kesempurnaannya. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak, sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan karya ini pada yang akan datang.
Ruteng, 19 Desember 2022 Penulis,
Adrianus
Manjur, S.Pd
DAFTAR
ISI
Lembar Judul ..................................................................................................................................... i
Lembar
Identitas Pengesahan .......................................................................................................... ii
Biodata
Penulis…………………………………………………………………………………… iii
Kata
Pengantar................................................................................................................................. iv
Daftar Isi ...........................................................................................................................................v
BAB
1 : PENDAHULUAN ..........................................................................................................7
1. Latar
Belakang…………………………………………………………………….…… 7
2. Rumusan
Masalah……………………………………………………………………… 8
3. Tujuan
penelitian………………………………………………………………………. 8
4. Manfaat
Penelitian…………………………………………………………………….. 9
BAB 2 : KAJIAN PUSTAKA ......................................................................................................11
2.1.
Hakekat Mata Pelajaran Biologi……………………………………………………. 11
2.2.
Prestasi atau Hasil Belajar………………………………………………………….. 14
2.2.1.
Pengertian Prestasi Belajar……………………………………………………….. 14
2.2.2.
Faktor- factor yang mempengaruhi hasil belajar ………………………………… 15
2.2.2.1.
Faktor internal dan factor eksternal…………………………………………….. 16
2.2.2.2.
Faktor –faktor stimulus belajar dan factor metode belajar………………………16
2.3.
Model Problem Based Learning................................................................................. 17
BAB
3: METODE
PENELITIAN……………………………..
................................................. 21
3.1. Jenis Penelitian ........................................................................................................ 21
3.2. Desain penelitian ..................................................................................................... 21
3.3. Prosedur Penelitian ................................................................................................. 22
3.4. Subyek Penelitian…………………………………………………………………..
24
3.5. Data dan Sumber
data…………………………………………………………….. 25
3.6. Teknik Analisis Data………………………………………………………………
25
BAB V : Hasil
penelitian dan pembahasan………………….
......................................................28
1. Profil SMKS Swakarsa Ruteng ................................................................................... 28
2. Hasil Penelitian……. ................................................................................................... 29
BAB VI PENUTUP………………………………………………………………………………
43
5.1.Kesimpulan…………………………………………………………………………….43
5.2.
Saran ………………………………………………………………………………… 43
Daftar Pustaka
................................................................................................................................. 45
Lampiran-lampiran……………………………………………………………………………… 47
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam
dua kali penilaian harian, peserta didik kelas X APH 1 SMKS Swakarsa
Ruteng sebanyak 28 peserta didik, hanya
25% yang mendapat nilai 75 ke atas. Selama proses pembelajaran, guru hanya
menggunakan metode ceramah dan terlalu cepat dalam menyampaikan materi
pembelajaran dalam materi limbah, sehingga hal ini akan berpengaruh pada
prestasi belajar peserta didik. Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis
meminta teman sejawat sebagai supervisor untuk membantu mengidentifikasi
kekurangan dari proses pembelajaran yang dilaksanakan. Kemudian supervisor atau teman sejawat
melaksanakan identifikasi permasalahan pada kelas X APH 1 SMKS Swakarsa Ruteng.
Terungkap beberapa hal dalam proses pembelajaran pada materi komponen dan macam
ekosistem, seperti yang tercantum di bawah ini:
1.
Guru kurang tepat dalam menerapkan model
pembelajaran, sehingga peserta didik kurang bersemangat dalam menerima materi
pelajaran, akibatnya prestasi belajar peserta didik rendah;
2.
Peserta didik kurang perhatian dan
partisipasinya dalam kegiatan pembelajaran.
Rendahnya prestasi peserta
didik tersebut terletak pada materi, konsep, prinsip dan pendekatan pembelajaran
yang digunakan. Setelah melalui perenungan yang mendalam dan penelitian yang
seksama, diketahui bahwa kelemahan dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru
adalah pada penerapan model pembelajaran. Pada proses pembelajaran ini guru menerapkan
metode ceramah. Penggunaan metode ceramah hanya menciptakan pengertian yang
bersifat verbalisme, peserta didik hanya menguasai pengetahuan tingkat rendah
yang bersifat hafalan.
Oleh
karena itu, peneliti berusaha berkolaborasi dengan teman sejawat untuk
melakukan tindakan perbaikan terhadap prestasi belajar peserta didik. Dalam
kolaborasi itu disepakati bersama, untuk melakukan tindakan perbaikan itu akan
dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Dalam proses pembelajaran, model
pembelajaran Problem Based Learning
ini menuntut keterlibatan peserta didik secara total di dalam proses
pembelajaran, artinya melibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran, dan
keterampilan.
Jadi dalam proses belajar mengajar,
seorang guru harus mengajak peserta didik untuk mendengarkan, menyajikan media
yang dapat dilihat, memberi kesempatan untuk menulis, dan pertanyaan atau
tanggapan, sehingga terjadi dialog yang kreatif. Model pembelajaran problem based learning menjadikan peserta
didik terlibat secara aktif, menyenangkan, dan merangsang motivasi perkembangan
proses intelektual.
Berdasarkan masalah
yang muncul, maka rencana perbaikan untuk membantu keberhasilan dalam proses
pembelajaran mata pelajaran biologi pada materi limbah, salah satu alternatif
pemecahannya adalah menggunakan model pembelajaran PBL.
Melalui model pembelajaran PBL, peserta didik secara totalitas
mengikuti proses pembelajaran, artinya pendengaran, penglihatan, dan kemampuan
keterampilan peserta didik akan terlibat di dalamnya. Dengan demikian, maka
proses pembelajaran akan berlangsung dengan suasana yang lebih kondusif dan peserta
didik lebih aktif. Hal ini juga akan meningkatkan prestasi belajar peserta
didik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar
belakang tersebut di atas, maka permasalahan yang terjadi di kelas X APH 1 SMKS
Swakarsa Ruteng adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana
cara meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas X APH 1 pada mata
pelajaran Biologi dalam materi limbah?
2) Bagaimana
upaya yang harus dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung,
sehingga peserta didik berpartisbiologisi secara aktif dan memperhatikan
penjelasannya?
3) Bagaimana
prestasi belajar peserta didik setelah diterapkan model pembelajaran PBL?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan
penelitian tindakan kelas ini adalah seperti diuraikan di bawah ini:
1. Mengetahui
peningkatan prestasi belajar peserta didik dalam pembelajaran mata pelajaran biologi khususnya tentang limbah;
2. Mengetahui
efektifitas penggunaan pendekatan pembelajaran aktif berbasis masalah dalam
meningkatkan partisbiologisi peserta didik dan tingkat pemahaman peserta didik pada
mata pelajaran biologi;
3. Mengetahui
peningkatan prestasi belajar peserta didik setelah penggunaan model
pembelajaran PBL di kelas X APH 1 SMKS Swakarsa Ruteng.
D. MANFAAT
PENELITIAN
Penelitian ini didorong oleh sebuah
motivasi besar untuk memecahkan masalah belajar dalam kelas yang melibatkan
guru atau peneliti sendiri, peserta didik dan juga kaitannya dengan lembaga SMK
Swakarsa. Secara ringkas manfaat penelitian ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Bagi
Peneliti
Bagi
peneliti, tindakan kelas merupakan salah satu cara untuk menggali akar masalah
yang terjadi dalam proses pembelajaran umumnya mata pelajaran biologi khususnya. Dalam hal ini akar masalah adalah
pokok atau alasan mendasar yang menghalangi peningkatan prestasi belajar siswa.
Dengan mengetahui pokok masalah maka peneliti juga diharapkan dapat menerapkan
metode yang tepat untuk coba mengatasinya, dalam hal ini penerapan model
pembelajaran problem based learning.
b. Bagi
Peserta Didik
Bagi
peserta didik, penelitian ini merupakan sebuah inovasi dalam pembelajaran.
Inovasi dimaksud untuk membebaska peserta didik dari cara belajar konvensional yang tidak produktif.
Sehingga dengan penggunaan model pembelajaran problem based learning dalam pembelajaran, peserta didik dapat
terhubung dengan fakta-fakta yang sesungguhnya untuk membantu memahami berbagai
konsep yang abstrak.
c. Bagi
Para Guru di SMK Swakarsa
Bagi
para guru, hasil penelitian ini merupakan sebuah rekomendasi yang penting untuk
penerapan metode yang inovatif dalam pembelajaran. Hasil penelitian ini
membantu para guru untuk memecahkan sebagian dari masalah yang kompleks dalam
kelas dengan menggunakan model pembelajaran problem
based learning. Yang juga terasa penting adalah melalui penelitian ini,
para guru diajak untuk terlibat mencari solusi, memecahkan masalah dalam proses
pembelajaran di kelas. Sehingga dengan demikian seorang guru tidak hanya
menjadi seorang praktisi yang hanya membagikan ilmu tetapi juga terlibat sebagai
seorang guru atau peneliti yang reflektif. Hanya dengan kesungguhan
merefleksikan situasi dan kondisi kelas seorang guru atau peneliti menangkap
akar-akar persoalan yang berkaitan dengan rendahnya prestasi atau hasil belajar
peserta didik.
BAB
II
KAJIAN
TEORITIS
2.1. Hakekat Mata Pelajaran Biologi
Hakekat Biologi
sebagai ilmu membawa konsekuensi pada bagaimana orang dalam menanggapi dan
menghayati masalah ini. Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang
diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah. Hal ini berarti bahwa Biologi atau
ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup merupakan kebenaran ilmiah, Biologi
sebagai ilmu akan terus berlaku sampai ada bukti baru yang menggugurkannya.
Sebagai contoh gugurnya teori asal usul kehidupan yang menyatakan bahwa makhluk
hidup berasal dari benda tidak hidup (abiogenesis) yang akhirnya gugur akibat
ada teori baru yang menentangnya dan menggugurkannya yaitu teori asal usul
kehidupan yang menyatakan bahwa adnya kehidupan berasal dari kehidupan
sebelumnya (Biogenesis).
Bagaimana teori abiogenesis bisa
ditumbangkan oleh teori Biogenesis? Biologi sebagai ilmu pengetahuan merupakan
hasil serangkaian aktivitas akal manusia yang disusun secara sistematis, logis
dan empiris. Berdasarkan hasil pengembangan dan kemajuan pemikiran manusia, ada
beberapa kelemahan yang harus disempurnakan. Kesempurnaan pengembangan dan
kemajuan pemikiran inilah yang dapat menumbangkan teori-teori yang mempunyai
kelemahan sampai buktinya tidak terbantahkan lagi. Hal inilah yang menjadikan
semua ilmu pengetahuan pasti memiliki sifat atau ciri tertentu, sifat dan ciri
ilmu pengetahuan tersebut adalah memiliki metode, memiliki obyek, bersifat
sistematis, obyektif, universal, analitis, dan verifikatif. Adapun masing-masing
sifat dan ciri yang dimaksud dari ilmu pengetahuan atau ilmu yang dihasilkan
oleh hasil serangkaian aktivitas akal manusia adalah sebagai bertikut:
1. Memiliki
metode
Ilmu pengetahuan
berkembang mengikuti metode tertentu, artinya berkembangnya ilmu pengetahuan
tidak terjadi secara kebetulan ataupun begitu saja tetapi mengikuti metode
tertentu. Sebagai contoh untuk menemukan kebenaran asal usul kehidupan
digunakan metode ilmiah, hasil yang diperoleh sampai bisa menunjukkan hasil
yang tidak terbantahkan lagi. Jadi ilmu yang dikembangkan menggunakan metode
ilmiah kebenarannya diakui secara ilmiah.
2. Memiliki
obyek
Setiap ilmu memiliki
obyek tertentu, yang membatasi bahan kajiannya. Sebagai contoh Biologi mengkaji
obyek makhluk hidup yang ada maupun makhluk hidup yang pernah ada di dunia ini.
Fisika mengkaji obyek benda-benda fisik, Kimia mengkaji obyek zatzat penyusun
senyawa dan reaksi yang terjadi.
3. Bersifat
sistematis
Setiap ilmu, tersusun
mulai dari yang sederhana ke yang kompleks. Dimana konsepkonsep yang mendasari
harus mengandung hubungan atau keterkaitan yang saling mendukung. Contohnya
dalam mempelajari Biologi, pada awalnya disajikan konsep tentang sel (bagian
terkecil dari makhluk hidup), jaringan (merupakan kumpulan sel yang mempunyai
struktur dan fungsi yang sama), organ (kumpulan dari berbagai macam jaringan
yang saling berkoordinasi dan bekerja sama), sistem organ (kumpulan berbagai
macam organ yang saling terkait dan bekerjasama), dan individu (kumpulan dari
berbagai macam sistem organ yang saling berkoordinasi dan bekerjasama).
4. Bersifat
Universal
Semua Ilmu mengandung
kebenaran yang berlaku secara umum, artinya hukumhukum, ataupun kaidah ilmu
yang ada dalam suatu ilmu harus berlaku secara umum. Sebagai contoh dalam
Biologi, kaidah tentang pembelahan mitosis yang merupakan cara pembelahan sel
pada sel tubuh (sel soma), menghasikan dua sel anak yang mempunyai sifat sama
persis dengan induknya , berlaku pada semua jenis organisme. Baik organisme
yang termasuk monera, protista, fungi, plantae maupun animalia.
5. Bersifat
obyektif
Semua pernyataan dalam
suatu ilmu harus obyektif, artinya menggambarkan apa adanya, data dan informasi
yang disajikan harus yang sebenarnya, bebas dari prasangka dan bersifat jujur.
Jika ilmu tidak bersifat obyektif maka ilmu tersebut sulit untuk berkembang
apalagi untuk dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia.
6. Bersifat
analitis
Setiap Ilmu dalam
kajiannya akan menuju ke hal-hal yang bersifat khusus, misalnya dalam mengkaji
pernapasan pada manusia, akan menuju ke hal-hal yang lebih khusus seperti
bagaimana struktur dan fungsi alat-alatnya, bagaimana mekanisme bekerjanya
alatalat tersebut, dan bagaimana struktur dan fungsi jaringan penyusunnya, dan
lain sebagainya. Untuk memahami hal yang bersifat khusus ini perlu pengkajian
yang khusus pula sehingga perlu adanya hubungan antar bagian yang dikaji
sebagai hasil analisa. Oleh karena itulah setiap ilmu akan terbagi menjadi
berbagai cabang ilmu dengan kajian yang lebih khusus. Dalam Biologi misalnya
mempunyai cabang-cabang ilmu seperti fisiologi, anatomi, histologi, zoologi,
botani dan ekologi.
7. Bersifat
verifikatif
Kebenaran setiap ilmu
yang merupakan hasil kerja metode ilmiah tidak bersifat mutlak melainkan
bersifat terbuka atau verifikatif yang dikenal juga dengan kebenaran ilmiah.
Hal ini berarti bahwa suatu teori yang semula dianggap benar bisa digugurkan
bila suatu saat ditemukan bukti-bukti baru yang bisa menggugurkan kebenaran
sebelumnya. Contohnya terori abiogenesis yang menyatakan bahwa makhluk hidup
berasal dari benda yang tidak hidup dapat digugurkan oleh Louis Pasteur dengan
pecobaan leher angsanya. Hal ini dikarenakan bukti yang dikemukakan oleh Louis
Pasteur tidak terbantahkan, sehingga teori abiogensis ditumbangkan oleh teori
Biogenesis. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat mengarahkan pada pemahaman
tentang hakikat biologi, sehingga akan lebih arif ketika akan mengembangkan
pembelajaran biologi maka hal-hal tersebut di bawah ini diperhatikan.
a. Biologi
sebagai kumpulan pengetahuan Biologi merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA), berasal dari dua kata yaitu bios, yang berarti hidup dan logos yang
berarti ilmu/ilmu pengetahuan. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa Biologi
mencakup ilmu-ilmu atau pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan di alam
semesta ini. Pengetahuan ini termasuk yang telah ditemukan sejak jaman dahulu,
hingga penemuan pengetahuan yang paling baru. Pengetahuan tersebut dapat berupa
fakta, konsep, teori, maupun generalisasi yang menjelaskan tentang gejala
kehidupan.
b. Biologi
sebagai suatu proses investigasi
Pemahaman tentang
Biologi sebagai suatu proses investigasi (penelusuran/penyelidikan) diartikan
bahwa Biologi selalu berhubungan dengan laboratorium beserta perangkatnya. Hal
ini bisa dipahami karena sejak dahulu ketika mengembangkan biologi para ilmuwan
dalam memberikan berbagai gagasan selalu melibatkan proses metode ilmiah. Dalam
prosesnya metode ilmiah merupakan serangkaian langkah yang seharusnya
diperhatikan saat melakukan aktivitas pembelajaran Biologi. Langkah metode ilmiah
diawali dengan pengamatan gejala alam, merumuskan hipotesis, melakukan
pengujian serta membuat generalisasi metode merupakan serangkaian yang
seharusnya diperhatikan oleh guru pada saat melakukan aktivitas pembelajaran
Biologi.
c. Biologi
sebagai kumpulan nilai
Hal ini berarti bahwa
dalam Biologi melekat nilai-nilai ilmiah seperti rasa ingin tahu, jujur,
teliti, bekerja sama, menghormati pendapat orang lain, dan keterbukaan akan
berbagai fenomena yang baru sekalipun. Dengan demikian, dalam mengembangkan pembelajaran
biologi hendaknya guru juga mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan atau
sosial yang dapat dikembangkan.
d. Biologi
sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari
Pemenuhan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari
penemuanpenemuan yang memanfaatkan pendekatan ilmiah. Biologi merupakan bagian
ilmu yang cukup banyak memberikan kontribusi dalam rangka pemenuhan kebutuhan
hidup seharihari, seperti masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan,
kebersihan, perbaikan gizi, hingga temuan-temuan hasil rekayasa lainnya (Avidianto,
2022)
2.2.
Prestasi/Hasil Belajar
2.2.1.
Pengertian Prestasi Belajar
Setiap proses belajar mengajar selalu memunculkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai di tingkat
manakah hasil belajar yang telah dicapai.Prestasi belajar itu dimana peserta
didik menguasai seluruh pelajaran yang diajarkan oleh guru, maka baru dikatakan
hasil belajarnya maksimal. Kata prestasi belajar berasal dari bahasa Belanda
yaitu prestatie.Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Suatu hasil yang didapatkan dari proses, misalnya dalam
hal belajar, pencapaian nilai yang didapat dari proses belajar mengajar
(Semiawan,2008:12).
Menurut Djamarah (2012:19-20) prestasi adalah hasil dari
suatu kegiatan yang telah dikerjakan,diciptakan baik secara individual maupun
kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak
melakukan suatu kegiatan. Dalam kenyataan untuk mendapatkan prestasi tidak
semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan
yang harus dihadapi untuk mencapainya.
Prestasi
belajar dapat dilihat setelah peserta didik mengalami proses belajar
seperti yang dikemukakan Syah. Menurut Syah, prestasi belajar merupakan hasil
belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat
pengalaman dan proses belajar peserta didik (2009:217).
Dari pendapat-pendapat tersebut pengertian
prestasi belajar dapat disimpulkan sebagi berikut:
1. Prestasi belajar adalah sesuatu yang
dapat atau dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar yang dinyatakan pengetahuan, tingkah
laku dan keterampilan.
2. Prestasi belajar yang dicapai oleh tiap anak setelah belajar atau usaha
yang diandalkan oleh guru berupa angka-angka atau skala;
3. Prestasi belajar yang diperoleh
murid berupa pengetahuan, keterampilan dikembangkan dan diperkaya di sekolah
melalui sejumlah mata pelajaran.
2.2.2. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Hasil Belajar
Seorang guru berusaha sekuat tenaga dan
pikiran untuk bisa tercapainya hasil belajar yang memuaskan, dengan
melaksanakan program yang telah ditetapkan. Namun tercapainya hasil yang
memuaskan tersebut terkadang justru menemui kegagalan, ini disebabkan oleh
berbagai faktor pengaruh
baik internal maupun eksternal. Dalam hal ini, prestasi belajar yang dicapai
seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik
dari dalam diri maupun (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor
eksternal) individu (Ahmadi dan Supriyono, 2012:138).
2.2.2.1. Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Faktor internal
yaitu faktor yang mempengaruhi dari dalam misalnya penglihatan, pendengaran, struktur
tubuh yang dapat mempengaruhi proses belajar serta hasil belajar itu sendiri. Jika salah satu dalam tubuh
sesorang yang tidak normal, itu sangat menganggu keselururhan tubuhnya, lebih
khususnya dalam proses belajar mengajar, misalnya indra penglihatan tidak
normal seorang anak sangat susah dalam melakukan segala hal. Begitu pula dengan
bentuk tubuh, indra pendengaran dan lain sebagainya yamg membuat seluruh tubuh
tidak nyaman dan mengaggu konsentrasi. Sedangkan faktor
ekssternal yaitu faktor yang mempengaruhi dari luar misalnya faktor lingkungan
budaya dan sosial.
Dari kedua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
tersebut sangat tergannggu dalam proses
belajar anak serta hasil yang dicapai tidak memuaskan. Misalnya faktor sosial yaitu yang pertama dan utama faktor
linkungan keluarga.Jika dalam keluarga seorang kurang diajar atau dididik sejak
kecil dibiarkan begitu saja, jika melakukan segala sesuatu sesuai kehendak anak
orang tua tidak mendidik dan tidak mendorong anak melakukan hal- hal yang positif.
Hal tersebut sangat menganggu kepribadian peserta didik tersebut dan selalu dibawanya
bahkan sampai dia dalam dunia
pendidikan, melakukan sesuka hati tampa mendengarkan penjelasan dari guru.
Begitu pula dengan faktor linkungan sekitar dan masyarakat, jika sudah terbiasa
maka sulit untuk merubahnya. Hal ini yang menyebabkan hasil belajar dari
seorang anak sangat rendah.
2.2.2.2. Faktor-Faktor Stimulus Belajar dan
Faktor-Faktor Metode Belajar.
Selain perbedaan
faktor internal dan eksternal terdapat juga tiga faktor yaitu stimulus belajar,
metode belajar, dan faktor individual.
Ø Faktor-faktor
stimulus belajar
Faktor stimulus tersebut guru
memberikan dorongan kepada peserta didik agar dia dapat berpikir, berusaha
untuk melakukan sesuatu agar cara berpikirnya berubah dan mampu meningkatkan
prestasi belajarnya. Tidak selamanya dorongan tersebut harus dari gurunya
sendiri, sebagai orangtuapun memberikan dorongan atau motivasi agar anak
tersebut dapat berpengaruh dengan dengan situasi ataupun memberikan contoh.
Ø Faktor-faktor
metode belajar
Dalam setiap memberikan metode
mengajar guru harus mengetahui kemampuan dari peserta didik, agar sesuaikan
dengan metode yang dbiologikai. Dalam setiap menerapkan metode, setiap akhir
pembelajaran harus adanya tes formatif, agar mengetahui cocok atau tidaknya
metode yang diterapkan. Karena
setiap metode yang digunakan oleh guru harus didukung dengan mampu dan tidaknya
suatu materi oleh peserta didik.
Ø Fakor-faktor
individual
Faktor kematangan: peserta didik dalam berpikir
susah karena usianya masih belum bisa berpikir yang sangat sulit atau luas. Faktor perbedaan jenis kelamin: peserta
didik terpengaruh dengan lawan jenisnya di sekitarnya, dapat menyebabkan
kurangnya konsentrasi dalam mendengarkan penjelasan guru maupun berpikir, serta
mengerjakan tugas. Kapasitas mental: peserta
didik kurang berani dalam bertanya dan menjawab pertanyaan baik dalam kelas
maupun dengan kehidupan lingkungan setiap hari. Faktor motivasi: tidak adanya dorongan dari diri sendiri maupun
dari orang-orang di sekitarnya lebih khususnya orangtua.
2.3.
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
Hasan,
A. (2015). Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Model Problem Based Learning. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra,
2(1), 1-8. Kajian ini mengungkapkan bahwa model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) efektif
dalam meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik. Melalui PBL, peserta
didik terlibat aktif dalam memecahkan masalah nyata dan mengembangkan kemampuan
berargumen secara kontekstual. Hal ini relevan dalam konteks penelitian ini, di
mana PBL digunakan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam debat
pekerjaan.
Hermanto,
R., & Rakhmawati, E. (2019). Peningkatan Kemampuan Berargumentasi peserta
didik melalui Pembelajaran Problem Based
Learning. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 3(2), 123-134. Penelitian
ini mengeksplorasi penggunaan model pembelajaran Based Learning Problem dalam meningkatkan kemampuan berargumentasi
siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PBL dapat meningkatkan kemampuan peserta
didik dalam menyusun argumen yang berdasarkan pemahaman kontekstual. Temuan ini
relevan dengan penelitian ini, di mana model PBL digunakan untuk memperkuat
kemampuan peserta didik dalam membangun argumentasi multiperspektif dalam
pekerjaan.
Rahayu,
N., & Kurniawan, A. (2018). Pengembangan Kemampuan menganalisis peserta
didik melalui Model Pembelajaran Problem
Based Learning pada Mata Pelajaran Biologi. Melalui PBL, peserta didik terlibat
dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan bidang pekerjaan, dan ini
membantu mereka mengasah kemampuan berargumen dan menyajikan sudut pandang yang
beragam. Penelitian ini relevan dengan penelitian ini karena keduanya mengangkat
aspek dalam pembelajaran biologi.
Berdasarkan
kajian pustaka yang telah disajikan, dapat disimpulkan bahwa model Pembelajaran
Problem-Based Learning (PBL) memiliki peran yang penting dalam pengembangan
keterampilan berpikir kritis, berargumen, dan berkomunikasi peserta didik.
Efektivitas
PBL: Kajian pustaka menunjukkan bahwa PBL efektif dalam meningkatkan kemampuan peserta
didik dalam mengonstruksi permasalahan, menyajikan sudut pandang yang beragam,
dan membangun argumentasi yang kuat. Melalui PBL, peserta didik terlibat dalam
pemecahan masalah nyata yang relevan dengan konteks pekerjaan, yang
memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis secara
kontekstual.
Pengembangan
Keterampilan Berpikir dan Komunikasi: PBL telah terbukti mampu mengembangkan
kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam menganalisis informasi,
memecahkan masalah, dan menyusun argumen yang berdasarkan pemahaman
kontekstual. Selain itu, PBL juga berkontribusi pada pengembangan keterampilan
komunikasi lisan dan tulisan peserta didik, termasuk kemampuan menyajikan sudut
pandang yang beragam dan berargumen secara persuasif.
Peningkatan
Partisbiologisi dan Motivasi peserta didik : PBL mendorong partisbiologisi
aktif peserta didik dalam pembelajaran dan memotivasi mereka untuk terlibat
secara mendalam. Melalui pemecahan masalah dan presentasi hasil analisis
mereka, peserta didik merasa memiliki peran aktif dalam proses pembelajaran,
yang dapat meningkatkan motivasi dan minat mereka terhadap pembelajaran biologi.
Model Pembelajaran Problem-Based Learning dalam meningkatkan keterampilan
berpikir kritis, berargumen, dan berkomunikasi peserta didik dalam konteks
pembelajaran biologi. Penggunaan PBL dapat memberikan pendekatan yang inovatif
dan berorientasi pada pemecahan masalah yang relevan dengan dunia pekerjaan,
mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan dalam karier mereka, dan
memperkuat pemahaman mereka tentang debat pekerjaan, Kurniasih, dkk, 2019)
Kelebihan Penerapan Model PBL adalah sebagai berikut:
1.
Teknik
yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran sehingga pembelajaran lebih
bermakna
2.
Dapat
menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasaan untuk menemukan pengetahuan
baru bagi peserta didik;
3.
Dapat
meningkatkan aktifitas pembelajaran peserta didik;
4.
Dapat
membantu peserta didik bagaimana mentransfer pengetahuan peserta didik untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata;
5.
Dapat
membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam
pembelajaran yang dilakukan;
6.
Memperlihatkan
kepada peserta
didik bahwa setiap mata pelajaran
pada dasarnya merupakan cara berpikir kritis dan sesuatu yang harus dimengerti
oleh
peserta didik, bukan hanya
sekedar belajar dari guru atau buku saja;
7.
Dianggap
lebih menyenangkan dan disukai peserta didik;
8.
Dapat
mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan menyesuaikan dengan pengetahuan
baru;
9.
Dapat
memberikan kesempatan peserta didik untuk menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam dunia
nyata;
10. Dapat mengembangkan minat peserta didik untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada
pendidikan formal telah berakhir.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan
jenis penelitian kuantitatif dengan model pembelajaran problem based learning .
Jenis
penelitian kuantitatif adalah metode penelitian dengan menggunakan data numerik
dan menekankan proses penelitian pada pengukuran hasil obyektif dengan
mengunakan analisisi statistik (sumber buku Earl R.Babie berjudul “the practice
of social Research). Metode penelitian model pembelajaran PBL yang penulis
gunakan adalah sebagai media pembelajaran untuk mempermudah peserta didik dalam
memahami bentuk – bentuk interaksi yang terjadi pada ekosistem, sehingga meningkatkan
hasil belajar peserta didik.. Metode ini penulis gunakan dengan subjek manusia,
yang tidak dapat dimanipulasi yaitu peserta didik kelas X APH 1 SMK Swakarsa
Ruteng. Metode ini akan coba penulis gunakan untuk perkembangan hasil belajar
peserta didik pada materi komponen dan macam ekosistem,dengan menggunakan model
pembelajaran PBL di kelas X APH 1 SMK
Swakarsa tahun pelajaran 2021/2022.
3.2 Desain Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua
siklus, masing-masing terdiri dari empat tahap. Secara garis besar dapat
dilihat pada gambar yang mengacu pada model yang dikemukakan oleh Kurt Lewin,
dimana tiap siklus dilakukan dalam beberapa tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi
Gambar 3.2 Desain penelitian Kurt
Lewin
3.3 Prosedur Penelitian
Prosedur
penelitian merupakan rangkaian tahapan penelitian dari awal hingga akhir.
Secara lebih jelas dan rinci penelitian tindakan kelas mengenal empat tahap
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
3.3.1
Tahap
Perencanaan Tindakkan
1. Menyusun
rencana pembelajaran
2. Menyiapkan
materi pembelajaran yang akan disajikan.
3. Menyiapkan format observasi dan catatan lapangan.
4. Menyiapkan
media yang digunakan.
5. Menyiapkan
soal-soal sebagai tes akhir siklus.
3.3.2
Tahap
Pelaksanaan Tindakkan
Pelaksanaan tindakan berupa kegiatan-kegiatan
pembelajaran dikelas XI APH1 SMK Swakarsa pada materi komponen dan macam
ekosistem. Pada penelitian ini peneliti
bertindak sebagai guru dan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran dengan langkah sebagai berikut:
1. Kegiatan
Awal
Guru
memberi motivasi belajar kepada peserta didik berupa pertanyaan kepada peserta
didik untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik dan menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, kemudian guru menyampaikan tugas-tugas apa yang
harus dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Kegiatan
Inti
a. Orientasi masalah
Pada tahap ini, guru menayangkan
video kerusakan lingkungan hidup,
b. Pengorganisasian
Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok secara
heterogen dan Guru membagikan LKPD kepda masing – masing kelompok
c. Membantu
investigasi mandiri dan berkelompok
Siswa
membaca literature untuk membantu mengerjakan LKPD, siswa mengerjakan LKPD yang
telah dibagikan oleh guru, guru membimbing peserta didik dalam mengerjakan LKPD
d. Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
Siswa
menyampaikan atau mempresentasikan hasil kerja kelompok, Siswa dari kelompok
lain diberi kesempatan untuk menanggapinya dan guru membimbing jalannya diskusi kelompok
e. Menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru
memberikan penguatan dan informasi tambahan berkaitan dengan hasil presentasi
yang dilakukan oleh siswa, guru memberikan masukan ke siswa untuk menjelaskan
hal-hal yang diragukan sehingga informasi menjadi benar dan tidak terjadi
kesalahpahaman terhadap materi yang sudah diajarkan.
3. Kegiatan
akhir
Guru
memberikan soal kepada peserta didik untuk dikerjakan secara individu, ini
dilakukan guna mengetahui kemampuan peserta didik dalam memahami materi.
Peserta didik diminta untuk
mengumpulkan pekerjaan kemudian guru dan peserta didik bersama-sama
menyimpulkan jalannya kegiatan, setelah itu guru dan peserta didik membahas
analisis video pembelajaran secara bersama. Guru menyampaikan materi yang harus
dipelajari oleh peserta didik pada pertemuan berikutnya.
3.3.3
Tahap Observasi Tindakan
Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati kinerja peserta
didik selama proses belajar mengajar berlangsung. Ada beberapa aspek yang
diamati selama proses pembelajaran berlangsung antara lain: keaktifan,
keberanian, interaksi antar sesama teman, dan ketelitian dalam mengerjakan
soal.
3.3.4
Tahap Refleksi Tindakan
Refleksi dilakukan untuk melihat
keseluruhan proses pelaksanaan tindakan dan hasil pemahaman peserta didik Merefleksikan
adalah menganalisis data-data yang diperoleh dari lembar observasi keaktifan
peserta didik. Catatan lapangan dan nilai hasil evaluasi pada tiap siklus.
Tahap merefleksikan meliputi kegiatan memahami, menjelaskan dan menyimpulkan
data. Peneliti bersama pengamat mengkaji tindakan I sebagai bahan pertimbangan
apakah siklus I sudah mencapai kriteria atau tidak.
3.4 Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X APH
1 SMK Swakarsa Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai. Objek
dalam penelitian ini adalah komponen dan macam ekosistem
3.4.1 Tempat
dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2022 sampai dengan tanggal 14 Agustus
2022. Adapun tempat penelitian dilaksanakan di kelas X APAH 1 SMK Swakarsa Ruteng,
Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai.
3.5 Data dan Sumber Data
Data atau informasi di peroleh berbagai
sumber dan dimanfaatkan dalam penelitian adalah meliputi:
a. Informasi
atau nara sumber yang terdiri dari peserta didik kelas X APH 1 dan guru di SMK
Swakarsa Ruteng;
b. Hasil
pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL.
Dalam melaksanakan penelitian ini, teknik yang akan
digunakan adalah mengumpulkan data sebagai hasil dari hasil proses dari suatu
kegiatan. Data itu diperoleh dalam
bentuk tes dan lembar observasi.Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tes pilihan ganda.Tes pilihan ganda dilakukan untuk mengumpulkan data hasil
belajar peserta didik setelah melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Lembar
observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang kinerja peserta didik selama
pembelajaran berlangsung. Karena teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah
dalam bentuk tes dan lembar observasi maka dibuat soal tes dan format lembar
observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
3.6. Teknik Analisis Data
Analisis
data pada penelitian tindakan kelas adalah proses menyeleksi, menyerdehanakan,
memfokuskan dan mengorganisasikan data secara sistematis dan rasional untuk menyajikan bahan-bahan yang dapat
digunakan untuk menyususn jawaban terhadap tujuan penelitian. Dalam penelitian
ini teknik analisis yangakan digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif,
dari kedua data yang dipilih tes dan observasi, data yang yang relevan untuk
teknik analisis data sesuai dengan kebutuhan penelitian yaitu tes dan observasi
Analisis data
pada penelitian ini dilakukan sebelum dan setelah pengumpulan data. Data
penelitian yang dikumpulkan adalah
dengan teknik analisis data yang meliputi:
1. Pedoman
observasi
Hasil
observasi dianalisis deskriptif dengan presentase.
Hasil observasi pembelajaran dapat
dihitung dengan rumus:
Kriteria
taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan sebagai berikut:
90%
<NR≤100% = sangat baik
75%
< NR ≤ 95% = baik
50%
< NR ≤75% = cukup baik
0%<
NR ≤ 50% = kurang baik
(Suparno, 2007:79)
2. Tes
Untuk pelaksanaan
evaluasi maka dilakukan tes hasil belajar. Tes hasil belajar dapat dianalisis
dengan menggunakan Kriteria ketuntasan belajar minimal. Ketuntasan belajar
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
Ni : Jumlah peserta didik yang
tuntas belajar
N : Jumlah peserta didik
NKBM : Nilai Ketuntasan Belajar Maksimum
(Suparno, 2007:79)
Setelah data diperoleh
ketuntasan belajar pada siklus I dibandingkan dengan ketuntasan hasil awal. Dan
disinilah peneliti dapat melihat sejauh mana hasil ketuntasan belajar mata
pelajaran biologi pada siklus I, apakah ada peningkatan atau penurunan.
3.6.1.
Observasi
Teknik
observasi digunakan untuk mengetahui keadaan atau kondisi yang akan dijadikan
sampel penulisan. Dalam penelitian ini, penulis melakukan observasi atau peninjauan
terhadap SMK Swakarsa Ruteng untuk dapat mengetahui keadaan dan kondisi yang
akan dijadikan sampel penelitian.
BAB IV
HASIL
PENELITIAN
4.
1 Profil SMKS Swakarsa Ruteng
4.1.1 Sejarah
Berdirinya Smk Swakarsa Ruteng
Sekolah Menengah Kejuruan Swakarsa Ruteng telah
berdiri sejak tahun 1989 dengan Surat
Keputusan PengesahanNo.6439/I.21.29.03/VII/1989 Tanggal15 Juli 1989
oleh Kepala Kantor Wilayah
Depdikbud Prop. NTTdengan Akta Pengesahan No. 24, Tanggal 13 September 1989.
Pada saat itu Lembaga iniberstatus Sekolah Akreditasi Terdaftardengan Nomor Statistik
Sekolah:562211101026 serta
N.B.SX08035901.
Sejak tahun
pelajaran 2001/2002 SMK Swakarsa telah menunjukan prestasi yang cukup
diperhitungkan.Betapa tidak sejak diresmikannya lembaga ini menjadi salah satu
SMK yang mengelola bidang keahlian pariwisata dengan program keahlian Tata
Boga, Akomodasi Perhotelan dan Usaha Jasa Pariwisata. Ketiganya bukan sekedar
program karena terbukti program keahlian ini telah diresmikan oleh pemerintah
dengan SK persetujuan pembukaan program
baru dari pemerintah Propinsi NTT No: TU.13/II/15/PK/2002 tanggal 25 Pebruari 2002.
Seiring
dengan berlalunya waktu, pada tanggal 6-7 Februari 2007 yang lalu SMK Swakarsa telah diakreditasi oleh BAS Propinsi
NTT dengan Status Akreditasi C (SK Ketua Bas Propinsi NTT,NO.41/BAS-NTT/III/2007,tanggal,26
Maret 2007).
Sedangkan sejak tahun 2019, SMKS Swakarsa Ruteng dan ketiga program
keahliannya telah terakreditasi dengan predikat A Unggul Berdasarkan
Keputusan Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Nomor: 973/BAN-SM/SK/2019.Hingga
sekarang ketiga program ini masih eksis.Ketiga paket keahlian ini juga yang
menjadikan SMK Swakarsa sebagai salah satu Lembaga Pendidikan Menengah pariwisata
andalan di Kabupaten Manggarai.
4.1.2
Tujuan Pendidikan SMKS Swakarsa Ruteng
Tujuan pendidikan SMKS
Swakarsa Ruteng adalah :
1.
Meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan bidang kejuruannya;
2.
Menyiapkan
generasi yang berdaya saing dalam masyarakat global melalui pengembangan
potensi, bakat serta minat;
3. Menyiapkan
generasi muda yang professional dalam bidangnya agar dapat menciptakan lapangan
kerja sendiri sesuai bakat dan kemampuannya.
4.1.3
Visi-Misi SMKS Swakarsa Ruteng
a.
Visi SMKS Swakarsa Ruteng
Terwujudnya pendidikan kejuruan yang
unggul, berbudi pekerti luhur, profesional, berprestasi, berdaya saing tinggi,
mandiri dan terampil.
b.
Misi SMKS Swakarsa Ruteng
Untuk mencapai visi tersebut di atas, SMKS Swakarsa
Ruteng mengembangkan misi sebagai berikut:
1.
Melakukan pendampingan dan pembinaan karakter yang berorientasi pada
pembentukan kepribadian luhur dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2.
Mengembangkan sistem pendidikan dan
pelatihan kejuruan terpadu dan bermutu
bersama dunia usaha dan dunia industri yang berorientasi masa depan;
3.
Melaksanakan
pelayanan prima serta pemberdayaan sekolah sebagai pusat pendidikan dan pelatihan kejuruan terpadu sesuai dengan
bidang keahlianya;
4.
Membentuk dan mengembangkan iklim ilmiah dan budaya kerja melalui
kompetisi internal sekolah;
5.
Menyelenggarakan program kewirausahaan dan pemgembanagan diri secara
terencana dan berkesinambungan.
4.2
Hasil Penelitian
4.2.1
Kegiatan Pratindakan
Kegiatan
pratindakan ini diawali dengan melakukan tes pilihan ganda.Tes awal ini
dilaksanakan pada hari Sabtu 14 Agustus 2022. Peneliti berasumsi bahwa
pengambilan data awal ini sangat penting untuk mengetahui hasil belajar biologi
serta kemampuan awal peserta didik sebelum diberikan perlakuan atau tindakan. Berikut
ini ditampilkan rekapitulasi hasil tes pratindakan.
Tabel 4.2.1
Data Nilai Ulangan Harian
- Unjuk Kerja Kelas X
APH 1 SMKS Swakarsa Ruteng Pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2021/2022
2.3.1.
KD:
Menganalisis Kasus-Kasus Pelanggaran Ham
No. |
Nama Peserta Didik |
Nilai |
1. |
Adriani
Grasela Jemadut |
80 |
2. |
Adrianus
Pukur |
60 |
3. |
Aven
Kristian Sigi |
60 |
4. |
Avro Saverinus Nagal |
55 |
5. |
Agnes
Monika Jemidan |
70 |
6. |
Agresiana
Celsiana Ladia |
60 |
7. |
|
60 |
8. |
Agustinus Faber Faban |
55 |
9. |
Agustinus Yupino |
70 |
10. |
Andriani Jelita |
70 |
11. |
Angela Suryati |
55 |
12. |
Angelina Delviana Anggun |
55 |
13. |
Anisetia Rofina Bangut |
70 |
14. |
Anjelina Sanus |
60 |
15. |
Apriani Filsa Gimbut |
60 |
16. |
Arisno Sutomo |
75 |
17. |
Astriana Ambul |
75 |
18. |
Bernadian Patriana |
78 |
19. |
Berta Bamung |
78 |
20. |
Berta I.Ndahang |
86 |
21. |
Bibiana A.Agung |
70 |
22. |
Brayentino Jemompas |
89 |
23. |
Carmelita Kristiani |
70 |
24. |
Derwiana Amung |
82 |
25. |
Dinika Masrin |
80 |
26. |
Laurensa E.Dauth |
79 |
27. |
Aldiono N.Sumanto |
72 |
28. |
Akrianus Pendang |
82 |
Tabel 4.1 Rekaptulasi Hasil Tes Pra
Tindakan :
Nomor |
Keterangan |
Nilai |
1. |
Rata-rata kelas |
69,42 |
2. |
Jumlah siswa yang tuntas |
12 |
3. |
Ketuntasan Klasikal |
42,85% |
Dari
data hasil pratindakan di atas dapat diketahui hal-hal sebagai berikut: :
a.
Rata-rata nilai tes sebelum tindakan adalah 69,42;
b.
Jumlah peserta didik yang tuntas belajar, (mencapai KKM 75) yaitu 12 orang dan
sebanyak 16 orang; siswa yang belum tuntas dari 28 orang peserta didik.
c.
Ketuntasan belajar klasikal = 12 per 28 × 100% = 42,85%, Ketuntasan belajar klasikal sangat rendah dan
belum mencapai standar yang ditentukan yaitu 85%.
Berdasarkan hasil tes tersebut, ternyata
peserta didik kelas X APH 1 SMKS Swakarsa Ruteng mengalami kesulitan dalam
memahami materi komponen dan macam ekosistem. Hal ini dikarenakan pembelajaran
yang diterapkan oleh guru tidak menggunakan media pembelajaran yang sesuai.
Guru lebih khusus guru mata pelajaran biologi tidak menggunakan model
pembelajaran yang inovatif. Atas dasar ini, peneliti mencoba menawarkan suatu
solusi yakni dengan menggunakan model pembelajaran PBL. Peneliti berharap
dengan menggunakan PBL dapat
meningkatkan hasil belajar biologi peserta didik kelas X APH 1 SMK Swakarsa
Ruteng.
4.2.2 Data Tindakan
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan
dalam dua siklus. Pada siklus yang kedua tindakan telah dinyatakan berhasil
sehingga peneliti tidak melanjutkan tindakan ke siklus berikutnya. Berikut ini
adalah data tindakan pada siklus I dan siklus II.
- Siklus
I
Siklus 1
dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2022 dengan materi ajar tentang komponen
dan macam ekosistem. Prosedur pembelajaran siklus 1 dijelaskan di bawah ini:
1.
Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti
menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran seperti RPP, Video pembelajaran LKPD, lembar pengamatan/observasi
keaktifan peserta didik dan guru, soal tes siklus I berupa soal pilihan ganda.
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan
tindakan adalah kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan RPP yang telah
disiapkan pada tahap sebelumnya. Pada tahap siklus I pembelajaran dilaksanakan
pada 21 November 2022 materi ajar pada pertemuan siklus I adalah komponen dan
macam ekosistem. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Kegiatan awal yang dilakukan peneliti
yaitu menggali informasi dan pengetahuan peserta didik tentang materi yang akan
dipelajari, pemberian apersepsi,dan penyampaian tujuan pembelajaran. Langkah
kedua yang dilakukan peneliti adalah membagi peserta didik dalam 5 (lima)
kelompok. Dari setiap kelompok terdiri 5 (lima) orang, terkecuali kelompok
pertama,kedua dan ketiga yang beranggotakan 6 (enam) orang.
Kegiatan inti berupa pembelajaran yang
berlangsung di dalam kelas. Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan
dibahas. Guru mengajak peserta didik untuk menonton video kerusakan lingkungan.
Kemudian guru mendampingi peserta didik agar berkonsentrasi menonton video tentang
kerusakan lingkungan. Setelah selesai
menonton, guru memberikan beberapa pertanyaan kepada peserta didik sejauh mana
mereka memahami tentang dampak dari kerusakan lingkungan yang telah ditonton.
Kegiatan lain yaitu diskusi kelompok untuk menyelesaikan LKPD. Dalam kegiatan
inti ini peneliti berjalan kesemua peserta diskusi untuk mengawasi, mengontrol,
dan membimbing sambil mengisi lembar pengamatan aktivitas peserta didik. Setelah
selesai berdiskusi peneliti meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk
membacakan hasil diskusi mereka di depan kelas. Kegiatan akhir dalam
pembelajaran ini berupa penyimpulan materi, refleksi, dan evaluasi terhadap
kegiatan yang sudah dilakukan.
3.
Observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan
pengamatan/observasi terhadap pelaksanaan tindakan. Observasi dilaksanakan
selama proses pembelajaran yang bertujuan memantau pelaksanaan tindakan.
Observasi melakukan pengamatan terhadap keaktifan peserta didik meliputi 6
aspek yaitu keaktifan peserta didik bekerjasama dalam kelompok, kemampuan
bertanya jawab, keberanian dalam mengemukan pendapat, keseriusan dalam
berdiskusi, dan kemampuan dalam mempresentasikan hasil kerja,serta ketepatan
dalam jawaban.
Berikut ini adalah hasil observasi
aktivitas peserta didik selama kegiatan
pembelajaran siklus I
Hasil
Observasi Aktivitas Peserta Didik Selama Kegiatan Pembelajaran Siklus I
Tabel
4.3
Kelompok |
Aspek Penilaian |
Jumlah |
Predikat |
|||||
|
A |
B |
C |
D |
E |
F |
|
|
I |
2 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
15 |
Baik |
II |
2 |
2 |
2 |
2 |
3 |
3 |
14 |
Cukup |
III |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2 |
14 |
Cukup |
IV |
3 |
2 |
3 |
2 |
3 |
2 |
14 |
Cukup |
V |
3 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
17 |
Baik |
Rata-Rata |
|
|
|
|
|
|
14’8 |
Cukup |
Keterangan:
A : keaktifan bekerja sama dalam
kelompok;
B : kemampuan bertanya;
C : keberanian dalam mengemukan pendapat;
D : keseriusan dalam menonton Video dan berdiskusi;
E : kemampuan dalam mempresentasikan
hasil kerja;
F : ketepatan dalam jawaban;
Bedasarkan data pada tabel 4.3, dapat
diketahui bahwa terdapat 3 (tiga) kelompok yang nilai keaktifanya cukup
(kelompok II, III, dan IV), karena pada umumnya ketiga kelompok tersebut belum
bisa bekerja sama dengan baik, kurang bertanya, dan kurang mengemukan pendapat,
bahkan ada anggota kelompoknya yang sering bermain pada saat kegiatan diskus idalam
proses pembelajaran berlansung. Dua kelompok yang nilai keaktifannya baik yaitu
(kelompok I dan V) karena kedua kelompok ini sudah bisa menunjukkan kerja sama
yang baik, serta kemampuan dalam bertanya yang cukup, sedangkan untuk aspek
keseriusan dan presentase belum menunjukan hasil yang diharapkan. Dari total
nilai yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa untuk pertemuan pada siklus1 inilai
rata-rata keaktifan peserta didik adalah 14,8. sehingga keaktifan peserta didik
pada pertemuan siklus I berada pada kategori cukup.
Pada akhir petemuan siklus I, peserta
didik diberi tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 nomor dalam waktu 45
menit untuk mengetahui tingkat ketercapaian peserta didik setelah pembelajaran.
Berikut adalah hasil tes peserta didik setelah pembelajaran siklus I.
Tabel 4.4
Berikut ini di
tampilkan rekapitulasi hasil tes pembelajaran siklus I
Rekapitulasi
Hasil Tes Siklus I
No. |
Keterangan |
Nilai |
1 |
Rata-rata kelas |
76,25 |
2 |
Jumlah siswa yang tuntas |
19 |
3 |
Ketuntasan Klasikal |
67,85 % |
Hasil
tes siklus I terlihat bahwa jumlah peserta didik yang memperoleh nilai ≥ 75
atau nilai yang tuntas adalah 19 orang peserta didik dari 28 orang dengan
Keterangan Nilai 1. Rata-rata kelas 76,25 2. Jumlah peserta didik yang tuntas
19 3. Ketuntasan klasikal 67,85% 28 jumlah peserta didik yang mengikuti tes,
atau ketuntasan secara klasikalnya adalah 67,85%. Sedangkan jumlah peserta didik
yangmemperoleh nilai ≤ 75 atau belum tuntas ada 9 orang atau ketuntasan secara
klasikalnya adalah 32,14%. Oleh karena itu penelitian siklus I belum mencapai
hasil yang baik, maka peneliti memutuskan agar penelitian ini perlu dilanjutkan
ke siklus II.
4.
Refleksi
Berdasarkan
hasil observasi dan hasil tes di atas, maka peneliti melakukan refleksi yang
bertujuan untuk melihat keberhasilan dan kelemahan yang ditemukan selama
pelaksanaan tindakan, sehingga dapat berguna untuk menentukan hal-hal yang
perlu diperbaiki dan perlu ditingkatkan untuk mencapai tujuan penelitian.
Refleksi betujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan selama proses pembelajaran
pada siklus I, sehingga dilanjutkan pada siklus II.
Refleksi terhadap kegiatan pembelajaran
siklus I menunjukan bahwa hasil belajar dan keaktifan peserta didik belum
mencapai ketuntasan. Pada pembelajaran siklus I ketuntasan belajar klasikal
hanya mencapai 67,85% dan belum mencapai ketuntasan belajar klasikal yang
diharapkan yaitu 85% .
Adapun
kelemahan-kelemahan peserta didik pada kegiatan pembelajaran siklus I adalah
sebagai berikut:
1. Peserta
didik kurang serius dalam berdiskusi.;
2. Peserta
didik Kurang mengemukakan pendapat;
3. Peserta
didik kurang aktif bertanya tentang materi yang belum dimengerti;
4. Peserta
didik belum mampu memberikan saran atau kritikan terhadap presentase teman di
depan kelas.
Kelemahan kelemahan guru yaitu:
1. Guru
tidak mempersiapkan alat bantu mengajar;
2. Guru
kurang memprhatikan kemampuan awal peserta didik;
3. Guru
tidak melaksanakan evaluasi.
Berdasarkan
kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada pembelajaran siklus I, maka hal-hal
yang perlu direvisi pada siklus II adalah:
1. Guru
mengarahkan peserta didik agar serius dam berdiskusi kelompok;
2. Guru
lebih aktif untuk mengamati peserta didik saat berdiskusi serta memberikan
bantuan terkait pelaksanaan proses diskusi;
3. Guru
menuntun peserta didik dengan cara menjelaskan kembali materi yang belum ddipahami
peserta didik sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif;
4. Guru
menuntun peserta didik agar dapat menyampaikan pendapat yang sesuai dengan
hasil presentase dari teman-temanya.
- Siklus
II
Siklus II
dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2022 dengan materi ajar tentang komponen
dan macam ekosistem, pembelajaran siklus II dijelaskan di bawah ini:
1.
Perencanaan
Perencanaan
merupakan tahap dimana peneliti menyiapkan sagala sesuatu yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran. Pada tahap ini peneliti menyiapkan segala sesuatu
perangkat pembelajaran yang terdiri dari RRP, video pembelajaran, LKPD, soal
tes berupa soal pilihan ganda pada siklus II, dan lembar pengamatan observasi.
Pembelajaran kelompok dilaksanakan dengan aturan seperti pada proses siklus I.
2.
Pelaksanaan
tindakan
Pada tahap ini kegiatan
pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah disiapkan pada tahap
perencanaan, dan memperhatikan kelemahan-kelemahan pada siklus I agar tidak
diulangi lagi pada siklus II. Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan
pada tanggal 14 Agustus 2022. dengan materi ajar tentang komponen dan macam
ekosistem. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu
kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Kegiatan awal dilakukan peneliti
dengan memberikan apersepsi, pemberian motivasi terhadap peserta didik dan
penyampaian tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti, peneliti memulai
dengan menjelaskan materi komponen dan macam ekosistem. Guru mengajak peserta
didik untuk menonton video pembelajaran kerusakan
lingkungan. Guru mendampingi peserta
didik agar berkonsentrasi menonton video debat, guru memberikan beberapa
pertanyaan kepada peserta didik sejauh mana mereka memahami materi dampak dari
kerusakan lingkungan melalui video yang
telah ditonton. Meminta peserta didik duduk berkelompok untuk memulai
berdiskusi. Peneliti membagikan LKPD untuk didiskusikan dengan menetapkan
masalah, kemudian peserta didik diminta untuk membahas masalah tersebut dan
mencari sendiri alternatif jawabanya. Setelah peserta didik peserta didik selesai berdiskusi, peneliti meminta
perwakilan dari setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusi didepan kelas
dan peserta didik atau kelompok yang lain menanggapi dan memberikan saran atau
kritik. Setelah peserta didik selesai membacakan hasil diskusinya, guru bersama
peserta didik merangkum hasil diskusinya.
Kegiatan akhir peneliti
bersama peserta didik merangkum inti materi dan merefleksi terhadap kegiatan
yang telah dilakukan. Selanjutnya peneliti melakukan evaluasi dengan memberikan
ulangan untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dibahas.
3.
Observasi
Pengamatan
dilakukan terhadap keaktifan peserta didik selama kegitan pembelajaran
berlansung yang meliputi 6 (enam) aspek yaitu: keaktifan bekerja sama dalam kelompok, kemampuan
bertanya, keberanian dalam mengemukakan pendapat, keseriusan dalam berdiskusi,
kemampuan dalam mempresentasikan hasil kerja dan ketepatan dalam jawaban.
Pengamatan/observasi dilaksanakan dengan tujuan memantau dalam pelaksanaan
tindakan. Berikut ini adalah hasil observasi aktivitas peserta didik selama
kegiatan pembelajaran siklus II.
Table
4.6
Hasil
observasi aktivitas siswa Siklus II
No. |
Kelompok |
Aspek Penilaian |
Jumlah |
Predikat |
|||||
|
|
A |
B |
C |
D |
E |
F |
|
|
1. |
I |
4 |
4 |
4 |
3 |
4 |
4 |
23 |
Sangat Baik |
2. |
II |
4 |
4 |
3 |
3 |
3 |
4 |
21 |
Sangat Baik |
3. |
III |
4 |
4 |
4 |
3 |
3 |
4 |
22 |
Sangat Baik |
4. |
IV |
4 |
4 |
3 |
3 |
3 |
3 |
18 |
Baik |
5. |
V |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
24 |
Sangat Baik |
|
Rata-Rata |
|
|
|
|
|
|
21,6 |
Sangat Baik |
Keterangan:
A : keaktivan bekerja sama dalam
kelompok;
B : kemampuan bertanya;
C : keberanian dalam mengemukan pendapat
;
D : keseriusan dalam menontonFilm
danberdiskusi;
E : kemampuan dalam mempresentasikan
hasil kerja .
F : ketepatan
dalam jawaban;
Berdasarkan tabel 4.6 dapat
diketahui bahwa pada pertemuan siklus II terdapat satu kelompok yang nilai
keaktifanya baik yaitu kelompok IV, itu di karenakan kelompok ini sudah
menunjukan kerja sama yang baik, serta meningkatnya keaktifan pada aspek kemampuan
betanya, mengemukakan pendapat, keseriusan, dan presentase hasil kerjanya, dan
terdapat lima kelompok yang nilai keaktifanya sangat baik (kelompok I, II, III,
dan V), hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya skor yang diperoleh dari
setiap aspek pengamatan. Dari total nilai yang diperoleh peserta didik atau
kelompok yang sudah di tetapkan, dapat di tarik sebuah kesimpulan bahwa untuk
pertemuan siklus II ratarata keaktifan peserta didik adalah 21,6 sehingga
keaktifan peserta didik pada pertemuan siklus II dapat dikategorikan sangat
baik.
Pada akhir
pembelajaran siklus II, peserta didik diberi tes berupa soal pilihan ganda
sebanyak 20 nomor, guna mengetahui tingkat ketercapaian peserta didik setelah
pembelajaran. Data hasil tes peserta didik setelah mendapatkan perlakuan pada
saat pembelajaran siklus II dapat dilihat di lampiran 14.
Berikut
ini ditampilkan rekapitulasi hasil tes pembelajaran siklus II
Tabel
4.8
Rekaptulasi
Hasil Tes Siklus II
No |
Keterangan |
Nilai |
1. |
Rata-rata kelas |
85,17 |
2. |
Jumlah siswa yang tuntas |
28 |
3. |
Ketuntasan Klasikal |
100 % |
Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat
disimpulkan bahwa dari jumlah peserta didik 28 orang, sebanyak 28 yang tuntas,
karena memperoleh nilai di atas KKM. Hasil tes pada siklus II ini menunjukan
bahwa secara klasikal peserta didik dapat dikatakan tuntas belajar karena
jumlah peserta didik yang memperoleh nilai minimal 75 mencapai 100% dan sesuaii
kriteria ketuntasan belajar klasikal yang ditentukan yaitu 85%.
4.
Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan
refleksi terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model
pembelajaran PBL.Refleksi pada siklus II ini berkaitan dengan hasil observasi
dan hasil tes peserta didik. Berdasarkan hasil pengamatan keaktifan peserta
didik selama pembelajaran siklus II diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata
keaktifan peserta didik pada pembelajaran siklus II adalah 21,6% sehingga
keaktifan peserta didik berada pada kategori sangat baik. Berdasarkan hasil tes
peserta didik pada pembelajaran siklus
II, diperoleh informasi bahwa peresentasi hasil belajar peserta didik secara
klasikal mengalami peningkatan yaitu 100% dan lebih besar dari keriteria
ketuntasan belajar klasikal yang ditentukan yakni 85%.
Berdasakan data yang diperoleh baik
melalui observasi maupun tes pada siklus II, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
model pembelajaran PBL dapat
meningkatkan hasil belajar biologi peserta didik sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus
berikutnya.
4.3 Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:
1. Penggunaan
model pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X APH 1
SMK Swakarsa Ruteng pada tahun pelajaran 2021/2022, khususnya pada materi
tentang komponen dan macam ekosistem. Hal ini dapat dilihat dari semakin
meningkatnya hasil belajar peserta didik dari siklus ke siklus. Pada fase
pratindakan peserta didik jumlah peserta didik yang tuntas ada 12 orang dari 28 peserta
didik. Pada siklus I jumlah peserta
didik yang tuntas 19 orang dari 28 peserta didik, dan pada siklus II jumlah peserta
didik yang tuntas meningkat menjadi 28 orang dari 28 peserta didik.
2. Partisipasi
guru dan peserta didik
Dalam proses belajar mengajar guru
memberikan pembelajaran kepada peserta didik
dan menjelaskan pembelajaran, dan memberikan kesempatan kepada setiap peserta
didik seberapa pemahaman siswa tentang
mata pelajaran yang sudah dijelaskan oleh guru. Guru menanggapi setiap apa yang
diberikan oleh peserta didik dan memberi
masukan kepada peserta didik jika ada peserta
didik yang belum memahami tentang
pembelajaran.
3. Hasil
Belajar
Dalam aktivitas belajar peserta didik
harus aktif dalam proses belajar mengajar sehingga mengembangkan potensi yang
ada pada diri peserta didik, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Perubahan itu melalui usaha-usaha yang
dilakukan oleh setiap peserta didik sehingga
dapat menghasilkan belajar yang memadai. Pada ketuntasan secara klasikal
mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Pada fase pratindakan ketuntasan
klasikal hanya 42,85% mengalami peningkatan pada siklus I yaitu 67,85% dan pada
siklus II menjadi 100 %.
Tabel
4.9
Perolehan
Hasil Belajar Peserta Didik Pada Setiap Siklus
No |
Keterangan |
Nilai |
1. |
Rata-rata kelas |
85,17 |
2. |
Jumlah siswa yang tuntas |
28 |
3. |
Ketuntasan Klasikal |
100 % |
Peningkatan
hasil belajar peserta didik salah
satunya dipengaruhi oleh peningkatan aktivitas peserta didik . Refleksi terhadap aktivitas peserta
didik pada siklus I menunjukan bahwa
nilai rata- rata aktivitas keaktifan peserta didik adalah 14,8 berada pada kategori cukup.
Keaktifan peserta didik mengalami
peningkatan pada siklus II menjadi 21,6 ( kategori sangat baik). Untuk lebih
jelas perhatikan gerafik di bawah ini.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Bedasarkan
hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X APH 1 SMKS Swakarsa Ruteng 2020/2021,
khususnya tentang menganalisis dampak kerusakan lingkungan terhadap ekosistem.
Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya hasil belajar peserta didik
dari siklus ke siklus. Pada fase pratindakan jumlah siswa yang tuntas dan 12
orang dari 28 peserta didik. Pada siklus I jumlah peserta didik yang tuntas meningkat 19 orang dari 28 peserta
didik, dan pada siklus I jumlah peserta didik yang tuntas meningkat menjadi 28
orang dari 28 peserta didik. Ketuntasan secara klasikal mengalami peningkatan
dari siklus ke siklus. Pada fase pratindakan ketuntasan klasikalnya 42,85%
mengalami peningkatan pada siklus I yaitu 67,85% dan pada siklus II menjadi
100%.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai beikut:
1. Bagi
Peserta didik
Diharapkan peserta didik untuk semakin aktif dalam kegiatan
pembelajaran demi memperoleh pengetahuan melalui kerja sama dengan teman maupun
mendengar pengetahuan dari guru.
2.
Bagi guru
Disarankan
untuk kreatif dalam memilih metode, media dan moedel pembelajaran yang tepat
sesuai dengan gaya belajar siswa dan kareteristik materi untuk meningkatkan
aktivitas serta hasil belajar peserta didik itu sendiri.
3.
Bagi kepala sekolah
Diharapkan agar meningkatkan perhatian serta
konsisten mengadakan supervisi guru secara berkala terhadap peroses
pembelajaran dan menyediakan fasilitas sebagai penunjang dalam meningkatkan kualitas
pendidikan sekolah.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul
Chaer. 2011. Tata Bahasa Praktis Bahasa
Indonesia.PT. Rineka Cipta.Jakarta.
Abdul
Chaer. 2003. Linguistik Umum.
Penerbit: PT. Rineka Cipta.Jakarta.
Ahmad
Rivai. 2002. Media Pengajaran. Penerbit:
PT. Sinar Baru Algesindo.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2012. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional
Uno, Hamzah B, Lamatenggo & Koni.2018. Menjadi Peneliti PTK Yang Profesional. Jakarta: Bumi Aksara.
Semiawan, Conny. 2008. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan
Sekolah Dasar. Bandung: PT wacana
cemerlang.
Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi
Pendidikan.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Avidianto. D. 2010. Hakikat Biologi
sebagai Ilmu, tersedia http://zaifbio.wordpress.com/2010/05/05/hakikat-biologi-ilmu/,
diakses tanggal 12 Desember 2022
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan
pendidikan : SMKS Swakarsa Ruteng
Mata pelajaran :
Biologi
Kelas/Semester : X /Genap
Materi Pokok : Komponen dan Macam – macam
ekosistem
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Kompetensi
Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia
KI 3
: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4: Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara: efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, komunikatif, dan solutif.
Dalam ranah konkret
dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu menggunakan metoda
sesuai dengan kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pecanpaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar |
Indikator Pencapaian Kompetensi |
3.10 Menganalisis
informasi/data dari berbagai sumber
tentang ekosistem dan semua interaksi yang berlangsung
di dalamnya. |
·
Mengidentifikasi komponen biotik
dan abiotik dalam ·
Membedakan interaksi antar
komponen biotik dengan komponen biotik lainnya dalam ekosistem |
4.10 Menyajikan karya yang
menunjukkan interaksi antar komponen ekosistem (jaring- jaring makanan, siklus Biogeokimia) |
·
Melakukan pengamatan interaksi
dalam ekosistem yang berada di lingkungan sekolah dan sekitarnya. |
C.
Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi kelompok siswa
dapat Mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem dengan baik
2. Melalui kajian literatur siswa
mampu membedakan interaksi antar komponen biotik dengan komponen biotik lainnya
dalam ekosistem dengan tepat
3. Melalui diskusi kelompok dan
kajian literature siswa mampu menjelaskan tipe-tipe ekosistem dengan benar
4.
Melalui
tayangan video siswa mampu menggambarkan pola interaksi yang terjadi di dalam
eksosistem dengan benar
D.
Materi Pembelajaran
a.
Komponen
Ekosistem
b.
Interaksi
dalam Ekosistem
c.
Macam
– macam ekosistem
E. Metode dan Pendekatan Pembelajaran
Metode : Ceramah,
Diskusi, dan Observasi
Pendekatan :
Saintifik
Model : Problem Based Learning (PBL)
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
Media : PPT , LKPD
Alat :
Laptop, papan tulis, spidol, dan proyektor.
Sumber belajar : Berti Sagendra dkk. 2022. Proyek
IPAS untuk SMK/MAK kelas X, Penerbit Erlangga, Materi Ajar komponen dan
macam eksosistem, Foto Lingkungan Sekitar
G.
Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Pembelajaran |
Kegiatan Pembelajaran |
Alokasi Waktu |
Kegiatan
Pendahuluan |
20 menit |
|
|
Ø
Siswa
memberi salam kepada guru Ø
Siswa
dan guru berdoa bersama sebelum pembelajaran dimulai Ø
Guru
mengecek kehadiran siswa Ø
Guru
memberikan apesepsi Ø
Guru
menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran dari kegiatan pembelajaran hari
itu Ø
Guru
memberikan motivasi kepada siswa |
|
Kegiatan Inti |
|
50 Menit |
Fase
1. Mengorientasi siswa pada masalah |
Ø Siswa mengamati video yang
ditampilkan pada slide Ø
Guru
bertanya kepada peserta didik terkait video yang tayangkan |
|
Fase 2. Mengorganisasi siswa untuk
meneliti |
Ø
Siswa
dibagi kedalam beberapa kelompok secara heterogen Ø
Guru
membagikan LKPD kepda masing – masing kelompok |
|
Fase 3. Membantu
investigasi mandiri dan berkelompok |
Ø
Siswa
membaca literature untuk membantu mengerjakan LKPD Ø
siswa
mengerjakan LKPD yang telah dibagikan oleh guru Ø
Guru
membimbing peserta didik dalam mengerjakan LKPD |
|
Fase 4. Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya |
Ø
Siswa
menyampaikan atau mempresentasikan hasil kerja kelompok Ø
Siswa
dari kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapinya Ø
Guru
membimbing jalannya diskusi kelompok |
|
Fase 5. Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah |
Ø
Guru
memberikan penguatan dan informasi tambahan berkaitan dengan hasil presentasi
yang dilakukan oleh siswa Ø
Guru
memberikan masukan ke siswa untuk menjelaskan hal-hal yang diragukan sehingga
informasi menjadi benar dan tidak terjadi kesalahpahaman terhadap materi yang
sudah diajarkan. |
|
Kegiatan Penutup |
(20 menit) |
|
|
Ø
Siswa
membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari selama proses pembelajaran Ø
Guru
memberikan post tes ke pada peserta
didik Ø
Guru
menyampaikan informasi tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya Ø
Siswa
dan guru berdoa bersama untuk menutup seluruh kegiatan pembelajaran |
|
H. PENILAIAN
Penilaian
Pengetahuan
1. Teknik : Tes tertulis
2. Instrumen : Pilihan Ganda
1.
Di suatu padang rumput, terdapat
sekumpulan sapi, rumput, pohon jambu, semut, dan seorang penggembala.
Sekumpulan sapi di padang rumput tersebut merupakan…
A.
Spesies
B.
Populasi
C.
Komunitas
D.
Ekosistem
E.
Individu
2.
Dalam suatu komunitas, terdapat
rumput teki dan rumput gajah.
Jika rumput teki menghalangi tumbuhnya rumput gajah
karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik, disebut apakah
interaksi tersebut?
A.
Interaksi antar organisme
B.
Alelopati
C.
Interaksi antar komunitas
D.
Interaksi antar komponen biotik
dan abiotik
3.
Perhatikan jenis-jenis interaksi antar
populasi berikut ini
1.
Predasi 4. Parasitisme
2.
Komensalisme 5. Mutualisme
3.
Netral
Jenis interaksi yang hanya menguntungkan salah satu organisme
saja adalah…
A.
1,3,5
B.
1,2,3
C.
2,3,4
D.
1,2,4
E.
2,3,5
4.
Cermati informasi berikut.
Pada tahun 2012 muncul fenomena menggemparkan di lingkungan
masyarakat Indonesia. Serangga tomcat yang biasa ditemukan area persawahan
bermigrasi di sekitar perumahan warga. Serangga ini memiliki racun paederin yang mampu
membuat kulit melepuh. Diketahui serangga ini merupakan predator hama wereng.
Tomcat berpindah dari lingkungan warga pada malam hari. Jumlah tomcat di
sekitar perumahan cukup banyak dan meresahkan warga. Dampak yang akan muncul
bila tomcat dimusnahkan secara massal adalah…
A.
Pertanian padi maju pesat
B.
Produksi padi menurun karena
serangan hama wereng
C.
Penggunaan insectisida mulai berkurang
D.
Petani terbantu karena tidak
ada hama tomcat
di persawahan
E.
Produksi
padi akan meningkat
5.
Apabila jumlah karbon dioksida
dalam ekosistem semakin
berkurang, maka organisme yang
pertama akan mengalami dampak negatifnya yaitu…
A.
Karnivora puncak
B.
Karnivora
C.
Konsumen
D.
Produsen
E.
Konsumen
tingkat II
Penilaian
Keterampilan
Teknik : Observasi
Intsrumen : Lembar
Observasi
Rubrik : Team
work, Komunikatif, Bertanggung jawab, dan Kreatif
No |
Indikator |
4 |
3 |
2 |
1 |
1 |
Teamwork |
Sangat Baik |
Baik |
Cukup |
Kurang |
2 |
Komunikatif |
Sangat Baik |
Baik |
Cukup |
Kurang |
3 |
Bertanggung
Jawab |
Sangat Baik |
Baik |
Cukup |
Kurang |
4 |
Kreatif |
Sangat Baik |
Baik |
Cukup |
Kurang |
Penilaian Sikap
1. Teknik :
Observasi
2. Instrumen : Lembar Observasi
3. Rubrik Penilaian
Sikap : Jujur, Disiplin, Bertanggung jawab, dan gotong royong
No |
Indikator |
4 |
3 |
2 |
1 |
1 |
Jujur |
Sangat Baik |
Baik |
Cukup |
Kurang |
2 |
Disiplin |
Sangat Baik |
Baik |
Cukup |
Kurang |
3 |
Bertanggung Jawab |
Sangat Baik |
Baik |
Cukup |
Kurang |
4 |
Gotong Royong |
Sangat Baik |
Baik |
Cukup |
Kurang |
Materi Pelajaran
KOMPONEN DAN MACAM
EKOSISTEM
A. KOMPONEN
EKOSISTEM
Ekosistem
adalah sistem alam yang dibentuk dari interaksi antar mahluk hidup dengan
lingkungannya.
Ilmu yang mempelajari mengenai ekosistem adalah Ekologi. Komponen-komponen
ekosistem
yaitu :
1.
Komponen
biotik
Yaitu komponen yang tersusun dari
seluruh mahluk hidup. Setiap mahluk hidup memiliki habitat
dan relung. Habitat adalah tempat
tinggal organisme di alam. Relung/Niche/Nisia adalah fungsi
atau peran suatu mahluk hidup
dalam ekosistem. Adapun tingkatan organisasi kehidupan yaitu:
1)
Individu
merupakan oranisme tunggal, misalnya seekor tikus, sebatang pohon jambu,
seorang
manusia dan lain-lain. Setiap
individu berusaha mempertahankan hidupnya dengan
beradaptasi melalui :
a.
Adaptasi
morfologi yaitu penyesuaian bentuk tubuh, contoh bentuk gigi, moncong, paruh
dan lainnya.
b.
Adaptasi
fisiologi yaitu penyesuaian fungsi fisiologi tubuh, contoh kelenjar bau pada
musang, kantong
tinta pada cumi-cumi, perubahan warna pada bunglon.
c.
Adaptasi
prilaku yaitu adaptasi yang didasar pada prilaku, contoh pura-pura tidur atau
mati,
migrasi dan
lainnya.
2)
Populasi
adalah sekumpulan organisme dari satu spesies yang menempati kawasan tertentu.
Contoh populasi semut, sekelompok
gajah dan lain-lain.
3)
Komunitas
adalah kumpulan dari populasi-populasi yang menempati area dan wilayah tertentu
dalam kurun waktu tertentu. Contoh komunitas kolam, komunitas sawah dan
lain-lain.
4)
Ekosistem
satuan fungsional antara mahluk hidup dengan lingkungannya yang dibedakan
berdasarkan habitat dan
fungsinya. Contoh ekosistem air tawar, ekosistem hutan dan lain-lain.
5)
Bioma
adalah kesatuan ekosistem dalam sekala luas. Contohnya bioma hutan hujan
tropis, bioma padang rumput dan lainnya.
6) Biosfer adalah seluruh ekosistem
yang berada di seluruh permukaan bumi.
2.
Komponen
abiotik
Yaitu aspek tak hidup yang ada
dalam ekosistem, diantaranya : cahaya, udara, air, batu, tanah, suhu, dan
topografi (keadaan tinggi atau rendahnya permukaan bumi pada suatu tempat).
B. INTERAKSI
DALAM EKOSISTEM
Dalam
suatu ekosistem, komponen biotik dan abiotik saling berinteraksi dan
berhubungan timbal
balik.
Macam-macam interaksi dalam ekosistem yaitu :
1.
Interaksi
antar komponen biotik
1) Mutualisme merupakan hubungan
atau interaksi antarorganisme dua spesies yang berbeda yang saling
menguntungkan.
2) Komensialisme merupakan hubungan
atau interaksi antarorganisme dua spesies yang berbeda yang mana hanya satu
organisme saja yang memperoleh keuntungan sedangkan yang lainnya tidak
berpengaruh.
3) Alelopati merupakan hubungan atau
interaksi antarorganisme dua spesies yang berbeda yang mana keberadaan satu
organisme dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan organisme lainnya
melalui pelepasan toksin atau racun
4) Predasi merupakan hubungan atau
interaksi antarorganisme dua spesies yang berbeda yang mana satu organisme
memakan organisme lainnya.
5) Kompetisi merupakan hubungan atau
interaksi antarorganisme dua spesies yang berbeda yang terjadi karena adanya
persaingan untuk mendapat sumber daya yang terbatas.
6) Parasitisme merupakan hubungan atau
interaksi antarorganisme dua spesies yang berbeda yang mana satu jenis
organisme (parasit) hidup bersama atau menumpang dengan organisme lainnya
(inang) dan menimbulkan kerugian bagi organisme yang ditumpanginya.
2.
Interaksi
antar komponen biotik dan abiotik
1) Interaksi antar komponen biotik
terhadap abiotik, contohnya pengaruh cacing terhadap kesuburan tanah, pengaruh
tumbuhan terhadap kesuburan tanah, kebersihan udara dan ketersediaan air, serta
pengaruh manusia terhadap komponen abiotik lingkungan.
2) Interaksi antar kompoen abiotik
terhadap biotik, contohnya pengaruh air, cahaya, udara dan suhu terhadap
organisme
C. MACAM-MACAM
EKOSISTEM
Di
bumi tidak hanya tersusun dari satu jenis ekosistem, melainkan dari banyak
jenis ekosistem. Setiap
macam
ekosistem mempunyai karakteristik yang berbeda. Berikut 3 macam ekosistem yaitu
:
1.
Ekosistem
darat
Bioma adalah ekosistem darat yang
khas pada wilayah tertentu dan dicirikan oleh jenis vegetasiyang dominan pada
wilayah tersebut. Jenis bioma ada 6 yaitu :
1)
Bioma
hutan hujan tropis, terletak disepanjang garis khatulistiwa sehingga memiliki
ciri intensitas cahaya tinggi, lama siang dan lama malam sama, intensitas curah
hujan tinggi, memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi.
2) Bioma padang rumput atau stepa,
memiliki ciri curah hujan sedang, kondisinya kering sehingga pohon jarang bisa
tumbuh, vegetasi dominan rumput-rumputan dan semak.
3) Bioma gurun, memiliki ciri curah
hujan sangat rendah, sehingga gurun sangat kering, vegetasi dominan seperti
kaktus.
4) Bioma hutan gugur temperata,
mimiliki ciri curah hujan lebih rendah dari hutan hujan tropis yaitu 75-150 cm
per tahun, memiliki 4 musim yaitu musim dingin, semi, panas dan gugur. Jenis
hewannya melakukan hibernasi pada musim dingin.
5) Bioma taiga, memiliki ciri musim
dingin yang sangat dingin dan musim panas yang sangat singkat. Pada musim
dingin lantai hutan tertutupi salju, vegetasi dominan tumbuhan conifer memiliki
ciri daunnya berbentuk jarum seperti pohon pinus.
6) Bioma tundra, memiliki ciri
terletak di sekitar kutub utara sehingga suhunya sangat dingin, keanekaragaman
spesiesnya rendah, vegetasi utamanya lumut.
2.
Ekosistem
aquatik, dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Ekosistem air tawar digolongkan
menjadi
a.
Danau,
bagian dasar danau yang dangkal disebut zone litoral, bagian yang terbuka
disebut one limnetik. Cahaya matahari masih bisa berpenetrasi disebut zone
fotik sebaliknya zone afotik.
b.
Lahan
basah terdiri dari rawa, rawa lumpur dan tanah gambut
c.
Sungai
adalah badan air yang bergerak terus menerus menuju satu arah. Bagian hulu
sungai kadar materi organik rendah, kadar oksigen tinggi. Sedangkan hilir
sebaliknya.
2) Ekosistem air laut, digolongkan
menjadi lautan, pantai, estuari (muara, pertemuan sungai dengan air laut) dan
terumbu karang.
3.
Ekosistem
buatan
Yaitu ekosistem yang diciptakan oleh
manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Contohnya sawah,
waduk, tambak, perkebunan kopi
dan lainnya.
LKPD KOMPONEN
EKOSISTEM
Kelompok :
Kelas :
1.
Melalui
diskusi kelompok siswa dapat Mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik dalam
ekosistem dengan baik
2.
Melalui
kajian literatur siswa mampu membedakan interaksi antar komponen biotik dengan
komponen biotik lainnya dalam ekosistem dengan tepat
3.
Melalui
diskusi dan kajian literature siswa mampu menjelaskan tipe-tipe ekosistem
dengan benar
4.
Melalui
tayangan video siswa mampu menggambarkan pola interaksi yang terjadi di dalam
eksosistem dengan benar
B.
Petunjuk
kerja
1. Bacalah soal dengan seksama
2.
Informasi
apa yang kamu dapatkan dari video tersebut
3.
Identifikasikan
permasalahan yang ada pada video tersebut
4.
Buatlah
rumusan masalah dari video yang telah kalian identifikasi
5.
Apabila
terdapat petunjuk dan permasalahan yang kurang jelas, silahkan tanyakan pada
guru
1.
https://youtu.be/29ps1atm0bk
Lembar Penilaian Presentasi
No. |
Aspek yang dinilai |
Skor yang diperoleh |
|||
Kel. 1 |
Kel. 2 |
Kel. 3 |
Kel. 4 |
||
1. |
Sistematika |
|
|
|
|
2. |
Komunikasi |
|
|
|
|
3. |
Kemampuan
menanggapi danmenjawab pertanyaan |
|
|
|
|
4. |
Kesesuaian
dengan materi |
|
|
|
|
|
Total skor yang diperoleh |
|
|
|
|
Mengetahui
Ruteng, 03
Oktober 2023
Kepala Ssekolah, Guru Mata Pelajaran,
ISIDORUS SON, S.E NIP: 196506032012121003
Adrianus Manjur, S.Pd NIP: -
Catatan Kepala Sekolah :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
DAFTAR
LAMPIRAN
LAMPIRAN
1
Tabel
4.1 Data Nilai Pratindakan Peserta Didik Kelas X Sebelum Tindakan
No |
Nama Peserta Didik |
KKM |
Nilai |
Keterangan |
|
||
|
|
|
|
Tuntas |
Belum Tuntas |
|
|
1 |
Adriani Grasela Jemadut |
75 |
65 |
|
|
|
|
2 |
Adrianus Pukur |
75 |
72 |
|
|
|
|
3 |
Aven Kristian Sigi |
75 |
77 |
√ |
|
|
|
4 |
Avro Saverinus Nagal |
75 |
70 |
|
|
|
|
5 |
Agnes Monika Jemidan |
75 |
78 |
√ |
|
|
|
6 |
Agresiana Celsiana Ladia |
75 |
63 |
|
|
|
|
7 |
Agustinus Faber Faban |
75 |
53 |
|
|
|
|
8 |
Agustinus Yupino |
75 |
66 |
|
|
|
|
9 |
Andriani Jelita |
75 |
78 |
√ |
|
|
|
10 |
Angela Suryati |
75 |
80 |
√ |
|
|
|
11 |
Angelina Delviana Anggun |
75 |
85 |
√ |
|
|
|
12 |
Anisetia Rofina Bangut |
75 |
45 |
|
|
|
|
13 |
Anjelina Sanus |
75 |
46 |
|
|
|
|
14 |
Apriani Filsa Gimbut |
75 |
73 |
|
|
|
|
15 |
Arisno Sutomo |
75 |
85 |
√ |
|
|
|
16 |
Astriana Ambul |
75 |
84 |
√ |
|
|
|
17 |
Bernadian Patriana |
75 |
70 |
|
|
|
|
18 |
Bernolfus D.Putra |
75 |
70 |
|
|
|
|
19 |
Berta Bamung |
75 |
72 |
|
|
|
|
20 |
Berta I.Ndahang |
75 |
80 |
√ |
|
|
|
21 |
Bibiana A.Agung |
75 |
82 |
√ |
|
|
|
22 |
Brayentino Jemompas |
75 |
65 |
|
|
|
|
23 |
Carmelita Kristiani |
75 |
77 |
√ |
|
|
|
24 |
Derwiana Amung |
75 |
73 |
|
|
|
|
25 |
Dinika Masrin |
75 |
81 |
√ |
|
|
|
26 |
Laurensa E.Dauth |
75 |
65 |
|
|
|
|
27 |
Aldiono N.Sumanto |
75 |
77 |
√ |
|
|
|
28 |
Akrianus Pendang |
75 |
70 |
|
|
|
|
JUMLAH |
1.944 |
|
|
|
|||
RATA-RATA KELAS |
69,85 |
|
|
|
|||
Ketuntasan
belajar secara klasikal (p) |
|
39,28 % |
|
|
|||
Lampiran
II
Hasil
Tes Akhir Peserta Didik Pada Pembelajaran Siklus I
No |
Nama siswa |
KKM |
Nilai |
Keterangan |
|
||
|
|
|
|
Tuntas |
Belum Tuntas |
|
|
1 |
Adriani Grasela Jemadut |
75 |
79 |
√ |
|
|
|
2 |
Adrianus Pukur |
75 |
72 |
|
|
|
|
3 |
Aven Kristian Sigi |
75 |
77 |
√ |
|
|
|
4 |
Avro Saverinus Nagal |
75 |
77 |
√ |
|
|
|
5 |
Agnes Monika Jemidan |
75 |
78 |
√ |
|
|
|
6 |
Agresiana Celsiana Ladia |
75 |
63 |
|
|
|
|
7 |
Agustinus Faber Faban |
75 |
78 |
√ |
|
|
|
8 |
Agustinus Yupino |
75 |
66 |
|
|
|
|
9 |
Andriani Jelita |
75 |
78 |
√ |
|
|
|
10 |
Angela Suryati |
75 |
80 |
√ |
|
|
|
11 |
Angelina Delviana Anggun |
75 |
85 |
√ |
|
|
|
12 |
Anisetia Rofina Bangut |
75 |
76 |
√ |
|
|
|
13 |
Anjelina Sanus |
75 |
78 |
√ |
|
|
|
14 |
Apriani Filsa Gimbut |
75 |
73 |
|
|
|
|
15 |
Arisno Sutomo |
75 |
85 |
√ |
|
|
|
16 |
Astriana Ambul |
75 |
84 |
√ |
|
|
|
17 |
Bernadian Patriana |
75 |
70 |
|
|
|
|
18 |
Bernolfus D.Putra |
75 |
79 |
√ |
|
|
|
19 |
Berta Bamung |
75 |
81 |
√ |
|
|
|
20 |
Berta I.Ndahang |
75 |
80 |
√ |
|
|
|
21 |
Bibiana A.Agung |
75 |
82 |
√ |
|
|
|
22 |
Brayentino Jemompas |
75 |
65 |
|
|
|
|
23 |
Carmelita Kristiani |
75 |
77 |
√ |
|
|
|
24 |
Derwiana Amung |
75 |
73 |
|
|
|
|
25 |
Dinika Masrin |
75 |
81 |
√ |
|
|
|
26 |
Laurensa E.Dauth |
75 |
65 |
|
|
|
|
27 |
Aldiono N.Sumanto |
75 |
77 |
√ |
|
|
|
28 |
Akrianus Pendang |
75 |
70 |
|
|
|
|
JUMLAH |
2.135 |
19 |
9 |
|
|||
RATA-RATA KELAS |
76,25 |
|
|
|
|||
Ketuntasan
belajar secara klasikal (p) |
|
67,85 % |
|
|
|||
Lampiran III
Hasil
Tes Akhir Peserta Didik
Pada Pembelajaran Siklus II
No |
Nama Peserta Didik |
KKM |
Nilai |
Keterangan |
|
||
|
|
|
|
Tuntas |
Belum Tuntas |
|
|
1 |
Adriani Grasela Jemadut |
75 |
79 |
√ |
|
|
|
2 |
Adrianus Pukur |
75 |
78 |
|
|
|
|
3 |
Aven Kristian Sigi |
75 |
77 |
√ |
|
|
|
4 |
Avro Saverinus Nagal |
75 |
77 |
√ |
|
|
|
5 |
Agnes Monika Jemidan |
75 |
78 |
√ |
|
|
|
6 |
Agresiana Celsiana Ladia |
75 |
80 |
|
|
|
|
7 |
Agustinus Faber Faban |
75 |
78 |
√ |
|
|
|
8 |
Agustinus Yupino |
75 |
80 |
|
|
|
|
9 |
Andriani Jelita |
75 |
78 |
√ |
|
|
|
10 |
Angela Suryati |
75 |
80 |
√ |
|
|
|
11 |
Angelina Delviana Anggun |
75 |
85 |
√ |
|
|
|
12 |
Anisetia Rofina Bangut |
75 |
76 |
√ |
|
|
|
13 |
Anjelina Sanus |
75 |
78 |
√ |
|
|
|
14 |
Apriani Filsa Gimbut |
75 |
80 |
|
|
|
|
15 |
Arisno Sutomo |
75 |
85 |
√ |
|
|
|
16 |
Astriana Ambul |
75 |
84 |
√ |
|
|
|
17 |
Bernadian Patriana |
75 |
78 |
|
|
|
|
18 |
Bernolfus D.Putra |
75 |
79 |
√ |
|
|
|
19 |
Berta Bamung |
75 |
81 |
√ |
|
|
|
20 |
Berta I.Ndahang |
75 |
80 |
√ |
|
|
|
21 |
Bibiana A.Agung |
75 |
82 |
√ |
|
|
|
22 |
Brayentino Jemompas |
75 |
90 |
|
|
|
|
23 |
Carmelita Kristiani |
75 |
77 |
√ |
|
|
|
24 |
Derwiana Amung |
75 |
79 |
|
|
|
|
25 |
Dinika Masrin |
75 |
81 |
√ |
|
|
|
26 |
Laurensa E.Dauth |
75 |
85 |
|
|
|
|
27 |
Aldiono N.Sumanto |
75 |
77 |
√ |
|
|
|
28 |
Akrianus Pendang |
75 |
89 |
|
|
|
|
JUMLAH |
2.385 |
28 |
|
|
|||
RATA-RATA KELAS |
85,17 |
|
|
|
|||
Ketuntasan
belajar secara klasikal (p) |
|
100 % |
|
|
|||
Lampiran IV
Soal Pratindakan
1.
Apakah
yang dimaksud dengan pelanggaran ham?
2.
Bagaimana
bentuk isu, argument, dan simpulan dari kasus-kasus pelanggaran Ham?
Lampiran V
Lembar Aktivitas Guru
Keterangan:
4= Sangat Baik, 3= Baik, 2=Cukup, 1=
Kurang.
Tahap
|
Aspek
yang dinilai |
Skor
penilaian |
Kegiatan awal |
1. Persiapan
Sarana Pembelajaran :RPP, media Pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar. 2. Keterampilan
guru dalam dalam mengkondisikan Peserta didik. 3. Menyampaikan
tujuan pembelajaran. 4.
Menghubungkan materi dengan kehidupan
nyata peserta didik. 5.
Kegiatan Apersepsi |
4 3 3 4 3 |
|
Jumlah skor kegiatan awal |
17 |
Kegiatan inti |
1. Guru
mengajak Peserta didik untuk menonton video
pembelajaran debat dua tim 2. Menjelaskan
petunjuk pengisian LKPD. 3. Mendampingi
peserta didik agar berkosentrasi 4. Menonton
video pembelajaran 5. Membimbing
Peserta didik yang membutuhkan bantuan. 6. Kesesuaian
materi dengan indikator dengan metode pembelajaran. |
4 3 3 4 4 |
Lampiran VI
Lembar Aktivitas Peserta Didik
No |
Aspek
yang dinilai |
Kriteria (1
2 3 4) |
1. |
A.
Aspek afektif. 1. Keseriusan peserta didik dalam menonton video
pembelajaran 2. Keberanian peserta didik dalam mengemukakan
pendapat |
3 4 |
2. |
B.
Kognitif 1. Mengikuti petunjuk kerja yang benar 2. Mempersentasikan hasil kerja 3. Ketepatan jawaban |
3 4 3 |
3. |
C.
Aspek psikomotorik Bekerja sama dalam kelompok |
3 |
LAMPIRAN
DOKUMENTASI PELAKSANAAN
PENELITIAN TINDAKAN PADA SIKLUS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar